Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Melonjak, Dolar AS Dibanting setelah Pertemuan The Fed

Harga emas menguat seiring dengan pelemahan dolar AS yang berbalik arah setelah pertemuan Federal Reserve mengindikasikan rencana tapering dan penaikan suku bunga.
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas global menguat tajam pada perdagangan Kamis (16/12/2021), bangkit dari kerugian dua sesi sebelumnya didorong melemahnya dolar AS.

Mengutip Antara, dolar AS berbalik melemah setelah Federal Reserve AS memutuskan untuk mempercepat penarikan stimulus era pandemi.

Harga emas pengiriman Februari di Divisi Comex New York Exchange, melonjak US$33,7 atau 1,91 persen, menjadi ditutup pada US$1.798,20 per ounce. Emas di pasar spot juga menguat sekitar 1 persen menjadi US$1.795,41 per ounce.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya memperpanjang penurunan ke level terendah satu minggu, membuat emas yang dihargakan dalam dolar AS lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Pengumuman Federal Reserve tentang kebijakan moneter pada Rabu (15/12/2021) mengindikasikan bahwa Fed akan memangkas program pembelian asetnya sebesar US$30 miliar per bulan untuk mengakhiri pembelian obligasi pada Maret 2022, dan menaikkan suku bunga tiga kali pada 2022.

Pernyataan hawkish Federal Reserve itu sudah dalam ekspektasi pasar, memberikan pengaruh terbatas pada emas.

"Pasar emas telah mencerna dampak dari percepatan tapering Fed," kata analis Standard Chartered Suki Cooper.

Kasus varian Omicron yang meningkat dengan cepat, juga berperan mendorong investor ke safe haven emas.

"Pasar telah fokus pada pengurangan risiko dan data inflasi, tetapi kekhawatiran atas Omicron dan transmisibilitasnya yang berdampak pada mobilitas global dapat mulai mengumpulkan fokus yang lebih besar," katanya pula.

Mendukung kasus suku bunga yang lebih tinggi, data pada Kamis (16/12) menunjukkan klaim pengangguran mingguan AS tetap pada level yang konsisten dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ketat.

Analis mengatakan emas naik meskipun ada kemungkinan suku bunga AS lebih tinggi, yang meningkatkan peluang kerugian memegang emas, karena prospek kenaikan suku bunga telah diperkirakan sebelum pengumuman Fed.

Bank-bank sentral utama lainnya juga berubah lebih hawkish minggu ini, dengan bank sentral Inggris (BoE) pada Kamis (16/12/2021) menjadi ekonomi G7 pertama yang menaikkan suku bunga setelah pandemi.

Terlepas dari dolar yang lebih lemah, "Ada beberapa elemen pendukung untuk emas, termasuk masalah geopolitik dan permintaan fisik yang terpendam," kata analis StoneX, Rhona O'Connell.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Sumber : antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper