Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Naik Tipis di Sesi I, Asing Belanja Saham BBRI, BBCA & ASSA

Tercatat, 233 saham menguat, 234 saham melemah dan 183 saham bergerak stagnan. Investor asing membukukan net foreign buy sebesar Rp124,89 miliar.
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di BEI, Jakarta, Selasa (11/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di BEI, Jakarta, Selasa (11/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat pada penutupan perdagangan sesi I, Kamis (16/9/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.30 WIB, IHSG parkir pada posisi 6.111,78 di akhir sesi I, naik 0,03 persen atau 1,55 poin.

Tercatat, 233 saham menguat, 234 saham melemah dan 183 saham bergerak stagnan. Investor asing membukukan net foreign buy sebesar Rp124,89 miliar.

Saham PT Cahaya Bintang Medan Tbk (CBMF) tercatat menjadi top gainers teratas dengan penguatan 34,33 persen ke level 90 disusul oleh PT Arkha Jayanti Persada Tbk (ARKA) dengan kenaikan 32,84 persen.

Sementara itu, Investor asing tercatat membeli saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp75,9 miliar, atau terbanyak hingga penutupan sesi I. Menyusul dibelakangnya adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp34,3 miliar dan PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA ) sebesar Rp33,5 miliar.

Sebelumnya, Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menjelaskan saat ini pasar saham tengah dalam kondisi volatil yang sangat tinggi. Perubahan zona hijau dan zona merah terjadi begitu cepat setiap harinya.

"Market saat ini dalam kondisi volatile tingkat dewa, turun dan naik di teritori merah serta hijau berubah cepat setiap harinya. Contohnya setelah jatuh Rabu kemarin, IHSG hari ini berpotensi berbalik menguat," jelasnya dalam keterbukaan harian, Kamis (16/9/2021).

Penguatan IHSG merujuk penguatan yang terjadi atas Indeks Dow Jones Amerika Serikat (DJIA) sebesar 0,68 persen serta naiknya harga beberapa komoditas di tengah turunnya yield obligasi Indonesia ke level 6,2727 persen.

Selain itu, neraca perdagangan Indonesia pada Januari–Agustus 2021 secara keseluruhan mencatatkan surplus US$19,17 miliar, meningkat dibandingkan periode sama tahun 2020 sebesar US$10,96 miliar.

Bahkan, surplus neraca perdagangan Indonesia Agustus 2021 mencapai US$4,74 miliar, menjadi tertinggi sejak Desember 2006, dan neraca perdagangan terus tercatat positif sejak Mei 2020.

Dengan demikian, Edwin memperkirakan IHSG akan kembali menguat di rentang 6.073 hingga 6.165.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper