Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Ekonomi Variatif, Wall Street Melemah

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah0,43 persen ke level 34.879,38, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,46 persen ke 4.493,28 dan Nasdaq 100 ditutup turun 0,38 persen ke 15.561,05.
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Kamis (9/9/2021) setelah berfluktuasi menyusul data ekonomi yang beragam.

Dilansir dari Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah0,43 persen ke level 34.879,38, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,46 persen ke 4.493,28 dan Nasdaq 100 ditutup turun 0,38 persen ke 15.561,05.

Indeks S&P 500 mengalami pelemahan di hari keempat berturut-turut. Dolar melemah dan imbal hasil Treasury AS 10 tahun turun. Wall Street melemah mengikuti bursa saham Eropa, yang terkoreksi setelah Bank Sentral Eropa mengatakan akan mengurangi stimulus, meskipun tetap bersikap akomodatif.

Volatilitas pada perdagangan Kamis terjadi karena data menunjukkan klaim pengangguran awal di AS jatuh ke level terendah di era pandemi karena pasar tenaga kerja terus pulih. Pada saat yang sama, ada semakin banyak bukti bahwa varian delta dapat menghambat pemulihan.

Lebih banyak perusahaan AS telah menyatakan keprihatinan terhadap hal tersebut. Microsoft Corp pada hari Kamis menunda pembukaan penuh kantornya tanpa batas waktu. Sementara itu, Pemerintahan Biden berencana untuk memerintahkan karyawan eksekutif, kontraktor federal, dan jutaan pekerja perawatan kesehatan agar divaksinasi dan mengharuskan pengusaha swasta untuk melakukan vaksinasi atau pengujian.

Kepala investasi di Advisor Alliance Chris Zaccarelli mengatakan bahwa jatuhnya saham pada sore hari bertepatan dengan lelang obligasi dan aktivitas lanjutan di pasar obligasi di mana investor membeli Treasuries secara agresif, sehingga menekan imbal hasil.

“Sepertinya algoritma atau pedagang yang bergerak cepat sedang bekerja di pasar ekuitas mengikuti apa yang terjadi di pasar obligasi,” kata Zaccarelli, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (9/9/2021).

Mendasari itu hal tersebut, ia mengatakan ada kekhawatiran bahwa apa yang terjadi dengan varian delta berdampak pada perilaku konsumen, sehingga berpotensi memengaruhi perilaku bisnis.

Meskipun data ekonmi hari Kamis menunjukkan pasar tenaga kerja yang lebih kuat dari perkiraan, data ekonomi lainnya cenderung beragam. Survei Beige Book Federal Reserve menunjukkan aktivitas ekonomi AS melambat dalam dua bulan terakhir karena konsumen kembali mengurangi pengeluaran.

Namun, seruan untuk pengurangan pembelian obligasi semakin menguat. Presiden Fed Bank of New York John Williams mengatakan mungkin tepat bagi pembuat kebijakan untuk mulai mengurangi tahun ini.

Sementara itu, Presiden The Fed Dallas Robert Kaplan mengatakan berdasarkan pandangan saat ini dia akan mendukung pengumuman September mengenai pengurangan pembelian obligasi dan kemungkinan dimulai pada bulan Oktober.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper