Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Berencana Lepas Cadangan ke Pasar, Minyak Mentah Anjlok

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November ditutup melemah 1,15 poin atau 1,6 persen ke level US$71,45 per barel.
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah anjlok ke level terendah dalam dua pekan terakhir pada perdagangan Kamis (9/9/2021) setelah China berencana melepas persediaan minyaknya ke pasar.

Dilansir dari Antara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November ditutup melemah 1,15 poin atau 1,6 persen ke level US$71,45 per barel.

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk kontrak Oktober ditutup merosot 1,16 poin atau 1,7 persen ke level US$68,14 per barel.

Level tersebut merupakan andka terendah untuk kedua harga acuan sejak 26 Agustus 2021.

John Kilduff, mitra di Again Capital LLC mengatakan lelang obligasi pemerintah AS 30 tahun dengan tingkat suku bunga terendah sejak Januari memberikan kekhawatiran yang signifikan terhadap pasar minyak,

“Ini (lelang obligasi) tampak seperti pelarian ke tempat yang aman,” kata Kilduff, Kamis (9/9/2021).

Setelah jatuh lebih dari 1 dolar AS per barel di awal sesi, kedua harga minyak acuan sempat kembali ke zona hijau menyusul laporan bahwa sebuah kapal terjebak di Terusan Suez. Kapal itu kemudian dapat lolos dan tidak menyebabkan penundaan.

Minyak menahan kenaikannya menyusul laporan AS yang menunjukkan penurunan stok bensin yang jauh lebih besar dari perkiraan dan berlanjutnya kembalinya produksi AS yang lambat setelah dilanda Badai Ida.

Tetapi minyak berjangka turun lebih dari 1 dolar AS per barel segera setelah permintaan yang kuat di sore hari atas lelang obligasi 30 tahun AS senilai 24 miliar dolar AS, sehingga imbal hasil turun menjadi 1,91 persen. Dampaknya, para investor menjual aset-aset berisiko seperti minyak dan saham.

Minyak juga turut tertekan ketika China mengatakan akan melepaskan cadangan minyak mentahnya secara bertahap melalui lelang publik untuk membantu kilang-kilang domestik mengendalikan biaya.

"China memanfaatkan cadangan minyak mentah mereka adalah berita besar dan akan memberikan banyak bantuan kepada kilang-kilang domestik dan perusahaan kimia," kata analis pasar senior OANDA Edward Moya.

Cadangan minyak mentah AS turun 1,5 juta barel dalam sepekan yang berakhir 3 September, menurut data pemerintah. Angka ini jauh lebih kecil dari perkiraan analis sebanyak 4,6 juta barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper