Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Khawatir Soal Laju Pemulihan Ekonomi, Wall Street Tergelincir

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,76 persen ke level 35,100, sedangkan indeks S&P 500 turun 0,34 persen ke 4.520,03.  Di sisi lain, indeks Nasdaq Composite menguat tipis 0,07 persen ke 15.374,33.
Seorang pelaku pasar tengah memantau pergerakan harga saham di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat./Bloomberg
Seorang pelaku pasar tengah memantau pergerakan harga saham di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat./Bloomberg

isnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat tergelincir dari rekor tertinggi pada perdagangan Selasa  (7/9/2021) di tengah kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi telah goyah.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,76 persen ke level 35,100, sedangkan indeks S&P 500 turun 0,34 persen ke 4.520,03.  Di sisi lain, indeks Nasdaq Composite menguat tipis 0,07 persen ke 15.374,33.

Penguatan saham Netflix Inc., Amazon.com Inc. dan Apple Inc. mendorong indeks Nasdaq. Pasar saham Eropa tergelincir karena investor berspekulasi bahwa bank sentral zona euro akan bersiap untuk menarik stimulus.

Pasar saham melemah setelah investor kembali dari libur panjang akhir pekan. Data tenaga kerja AS yang lebih rendah dari perkiraan masih mewarnai sentimen pergerakan indeks hari ini.

Tidak akan ada banyak data minggu ini untuk menenangkan pikiran investor terhadap prospek kuartal ketiga, dengan perkiraan pertumbuhan telah berkurang baru-baru ini. Pada saat yang sama, kekhawatiran bahwa varian delta Covid-19 yang menghambat pembukaan perekonomian di AS kembali menekan sentimen di pasar.

Manajer portofolio Fate Capital Haris Khurshid mengatakan kekhawatiran mengenai varian delta membebani pertumbuhan kuartal ketiga secara keseluruhan.

“Beberapa minggu ke depan akan sangat sulit. Kami melihat investor menjadi lebih cenderung pilih-pilih saham, tidak hanya karena kekhawatiran varian delta tetapi juga karena memudarnya stimulus fiskal, kebijakan legislatif, dan pemulihan yang melambat secara keseluruhan di beberapa sektor,” ungkap Khurshid, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (7/9/2021).

Pada hari Selasa, data menunjukkan ekspor dan impor China tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada Agustus dan meredakan beberapa kekhawatiran bahwa pandemi menunda pembukaan kembali ekonomi dan menciptakan terhentinya rantai pasokan global.

Meski begitu, investor masih khawatir dengan prospek perlambatan pertumbuhan dan pengurangan dukungan di luar AS, terutama di Eropa.

Imbal hasil obligasi Treasury AS tenor 10 tahun meningkat 5 basis poin. Sementara itu, dolar AS menguat dengan laju terbesar sejak 26 Agustus 2021.

Saham China yang diperdagangkan di AS termasuk Alibaba Group Holding dan Baidu Inc. menguat setelah bursa saham China naik di tengah meningkatnya permintaan saham teknologi dan data perdagangan yang mengejutkan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper