Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Mayoritas Dibuka Merah, Goldman Sachs Pangkas Proyeksi Ekonomi AS

Goldman Sachs memangkas perkiraan untuk pertumbuhan kuartal keempat, yang berpendapat akan ada tekanan terhadap belanja konsumen.
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas saham di bursa Amerika Serikat (AS) mengawali perdagangan di zona merah pada Selasa (7/8/2021) waktu setempat, menyusul pelemahan yang juga terjadi di pasar Eropa. 

Berdasarkan data Bloomberg, pada 20.31 WIB, indeks Dow Jones Industrial Average dibuka melemah 0,23 persen ke level 35.286,49, sementara S&P 500 turun 0,12 persen ke 4.530,10, sedangkan Nasdaq menguat 0,08 persen ke 15.376,20.

Pekan lalu, S&P 500 telah menyentuh level tertinggi sepanjang masa, dan Nasdaq sempat mencapai rekor intraday, meskipun data tenaga kerja AS untuk Agustus jauh dari ekspektasi pasar.

Sementara data gaji tenaga kerja AS menunjukkan ekonomi menciptakan posisi baru yang relatif tipis 235.000. Alhasil, data ini memicu spekulasi bahwa bank sentral AS, The Fed dapat mengubah jadwalnya untuk mengurangi pembelian obligasi, yang sebelumnya telah menopang kepercayaan investor.

“Kami mengharapkan pernyataan FOMC September untuk mengkonfirmasi risalah Juli bahwa pengurangan dapat dimulai akhir tahun ini," tulis Marc Chandler, kepala strategi pasar Bannockburn Global Forex.

Pihaknya memprediksi bahwa tapering The Fed kemungkikan akan dimulai pada bulan depan.

Sementara itu, Wall Street telah mulai mengurangi ekspektasi untuk pertumbuhan. Goldman Sachs memangkas perkiraan untuk pertumbuhan ekonomi AS untuk kuartal keempat, yang berpendapat akan ada tekanan terhadap belanja konsumen dalam menghadapi peningkatan infeksi Covid-19.

Sementara itu tekanan pandemi Covid-19 dengan varian Delta tampak menonjol, terutama pada sektor rekreasi, perhotelan dan restoran. Beberapa analis juga menunjukkan kekurangan tenaga kerja menjadi hambatan dalam penciptaan lapangan kerja.

Kurangnya pekerja yang tersedia telah mendorong para pengusaha untuk menaikkan gaji, menyesuaikan jam, dan bahkan kehilangan beberapa bisnis.

Namun, sebagian besar investor nampak tidak gentar dengan munculnya varian Delta, dan data yang suram. Ini terbuki saat indeks sempat ke rekor tertinggi telah didukung oleh saham teknologi, dengan Nasdaq memperpanjang kinerja yang lebih baik dari Agustus.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg/Yahoo Finance
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper