Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Relaksasi PPKM, Garuda Indonesia (GIAA) Yakin Jumlah Penumpang Naik di Semester II/2021

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra optimistis trafik penerbangan dalam negeri dan tingkat keterisian penumpang pesawat akan berangsur pulih seperti periode sebelum penerapan kebijakan PPKM seiring dengan adanya penurunan positivity rate kasus Covid-19 pada tingkat nasional.
Garuda Indonesia Bermasker /Garuda Indonesia
Garuda Indonesia Bermasker /Garuda Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten maskapai nasional, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) optimistis arus lalu lintas penumpang dapat meningkat pada semester II/2021 seiring relaksasi kebijakan PPKM di sejumlah daerah.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra optimistis trafik penerbangan dalam negeri dan tingkat keterisian penumpang pesawat akan berangsur pulih seperti periode sebelum penerapan kebijakan PPKM seiring dengan adanya penurunan positivity rate kasus Covid-19 pada tingkat nasional.

“Seiring dengan menurunnya jumlah kasus Covid-19 secara nasional yang berdampak pada relaksasi kebijakan PPKM di sejumlah wilayah di Indonesia, Garuda Indonesia optimistis pada Semester II/2021 akan terdapat peningkatan trafik penumpang secara bertahap," urainya.

Adapun jumlah penumpang Garuda Indonesia telah menunjukkan tren peningkatan, rata-rata jumlah trafik penumpang harian berhasil meningkat hingga lebih dari 50 persen dibandingkan pada saat periode penerapan PPKM level 4 beberapa waktu lalu.

"Dengan adanya peningkatan aktivitas masyarakat, Garuda Indonesia akan terus mengoptimalkan aksesibilitas layanan penerbangan melalui penambahan frekuensi dan rute sesuai dengan permintaan sebagai bagian dari upaya kami dalam mendukung mobilitas masyarakat Indonesia, khususnya pengguna jasa transportasi udara,” papar Irfan.

Lebih lanjut, dalam rangka mempersiapkan maskapai dan industri penerbangan ketika berbagai negara secara bertahap mulai melonggarkan pembatasan wilayah, Garuda Indonesia juga tengah melakukan uji coba aplikasi IATA Travel Pass untuk rute penerbangan Jakarta – Haneda pp.

Melalui uji coba tersebut diharapkan tidak hanya memberikan kemudahan bagi para penumpang dalam mengelola dokumen perjalanan internasional, juga  memberikan kepastian dan kepercayaan bagi negara tujuan terkait validitas dokumen kredensial kesehatan sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh otoritas setempat.

“Meskipun tahun 2021 kami proyeksikan masih menjadi tahun yang sangat menantang bagi upaya pemulihan kinerja usaha Perseroan, kami berharap trafik angkutan penumpang sebagai salah satu sumber pendapatan utama Perusahaan akan meningkat kembali secara bertahap seiring dengan adanya kebijakan relaksasi PPKM di level nasional maupun pelonggaran pembatasan mobilitas masyarakat antar negara di level global," katanya.

Lebih lanjut, Garuda Indonesia akan mengambil berbagai langkah strategis guna mengakselerasikan pemulihan kinerja usaha melalui optimalisasi lini bisnis lain seperti angkutan kargo dan charter yang diproyeksikan akan terus tumbuh, termasuk memaksimalkan ancillary revenue melalui skema kerja sama dengan berbagai mitra potensial Garuda Indonesia.

Sebagai langkah berkesinambungan dari upaya pemulihan kinerja usaha, GIAA tengah merampungkan skema dan rencana restrukturisasi menyeluruh Perseroan terutama terkait pengelolaan kewajiban usaha terhadap kreditur, tata kelola organisasi, hingga pengembangan model bisnis yang adaptif terhadap tantangan kinerja usaha.

"Adapun, langkah tersebut tengah dimatangkan dengan turut didukung oleh sejumlah konsultan yang telah ditunjuk Perseroan. Kami melihat fase ini menjadi langkah krusial yang perlu ditempuh Perseroan, guna menjadikan Garuda Indonesia entitas bisnis yang lebih sehat dan terus berdaya saing menjawab tantangan kinerja usaha," papar Irfan.

Berdasarkan laporan keuangan yang tidak diaudit per 30 Juni 2021 yang dikutip Selasa (31/8/2021), emiten berkode GIAA ini mencatatkan pendapatan sebesar US$696,8 juta turun 24,03 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$917,28 juta.

Penurunan pendapatan tersebut terutama dikontribusi oleh turunnya pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 25,82 persen menjadi US$556,53 juta dari US$759,25 juta.

Sementara, pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal meningkat menjadi US$41,63 juta dari posisi US$21,54 juta pada periode yang sama tahun lalu. Adapun, pendapatan lainnya juga mengalami penurunan menjadi US$98,63 juta dari US$145,47 juta.

Di sisi lain, beban usaha perseroan juga mengalami penurunan tetapi tidak sesignifikan penurunan pendapatan usaha. Beban usaha GIAA turun 15,99 persen menjadi US$1,38 miliar per 30 Juni 2021 dibandingkan dengan posisi US$1,64 miliar pada tahun lalu.

Beban operasional penerbangan turun menjadi US$769,35 juta dari US$945,58 juta karena terjadi penurunan jumlah pesawat yang digunakan. Sejumlah beban lainnya juga mengalami penurunan seperti beban umum dan administrasi, beban bandara, beban pelayanan penumpang, beban tiket, penjualan dan promosi, beban operasional hotel, dan transportasi.

Sedangkan, beban pemeliharaan dan perbaikan pesawat meningkat menjadi US$313,53 juta dari posisi US$224,42 juta. Beban operasional jaringan juga naik tipis menjadi US$4,7 juta dari US$4,52 juta.

Perseroan juga mencatatkan kenaikan beban keuangan menjadi US$293,52 juta dari posisi US$202,74 juta. Sehingga perseroan mencatatkan rugi sebelum pajak yang meningkat.

Adapun, rugi periode berjalan semester pertama ini meningkat menjadi US$901,65 juta naik 24,66 persen daripada semester pertama tahun lalu sebesar US$723,26 juta.

Dengan demikian, rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga meningkat pada semester I/2021 ini. Rugi bersih tercatat US$898,65 juta naik 26,08 persen dari rugi bersih US$712,72 juta pada 6 bulan pertama tahun lalu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper