Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Rawan Menurun Pekan Ini, Rekomendasi Saham EMTK, BUKA, hingga BBCA

Dalam sepekan ini IHSG lebih rawan untuk turun pada level support 6.173 sampai 6.048, sedangkan resistan di level 6.263 sampai 6.300.
Pengunjung berada didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di lantai Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (13/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung berada didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di lantai Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (13/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dinilai rawan mengalami penurunan dalam pekan ini, meski begitu saham teknologi, energi, dan perbankan bisa menjadi perhatian. 

Pada akhir sesi I perdagangan Senin (9/8/2021), IHSG turun 0,14 persen atau 8,87 poin menjadi 6.194,56. Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 6.192,76-6.239,01.

Direktur Ekuator Swarna Investama Hans Kwee menuturkan pergerakan IHSG masih didorong oleh rilis laporan keuangan perseroan yang mencatatkan laba.

"Ke dalam negeri laporan laba korporasi bergerak baik karena puncak pemuliah ada di kuartal II/2021, ini menjadi sentimen positif yang menggerakan pasar," jelasnya dalam acara Market 30 Minutes Senin (9/8/2021). 

Meski begitu, Hans memperkirakan dalam sepekan ini IHSG lebih rawan untuk turun pada level support 6.173 sampai 6.048, sedangkan resistan di level 6.263 sampai 6.300.

Dia menilai saham perusahaan teknologi menarik untuk diperhatikan dalam sepekan ini, apa lagi dorong oleh euforia pasar menyambut masuknya Bukalapak di pasar modal. 

Dari emiten teknologi, Hans merekomendasikan saham PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), dan PT Bukalapak.com (BUKA). 

Hans menjelaskan sebagai pihak yang terkait dengan IPO Bukalapak, saham EMTK dapat menjadi pilihan meskipun sedang tertekan tetapi bisa menjadi salah satu pilihan untuk berspekulasi. 

"Saham BUKA setelah auto rejection atas pada hari pertama masih berpeluang melanjutkan kenaikan mengingat euforia masyarakat yang cukup besar menyambut BUKA," pungkasnya. 

Selain emiten teknologi, Hans merekomendasikan saham emiten energi dan komoditas karena dinilai masih bisa bergerak positif. 

"September nanti, Amerika mungkin akan menggelontorkan paket stimulus intrastruktur bisa mencapai US$1,7 sampai dengan US$2,1 triliun, itu bisa membuat demand pasar tinggi," imbuhnya. 

Pihaknya merekomendasikan saham PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Timah Tbk (TINS) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO). 

Kemudian, Hans menjelaskan laporan keuangan bank masih mencatatkan laba yang baik walaupun dalam beberapa waktu saham bank konvensional lebih tertekan dibandingkan bank digital. 

"Back to fundamental bahwa bank seperti BCA, Bank Mandiri, BRI dan BNI, tetap merupakan pilihan yang sangat bagus untuk berinvestasi dibandingkan bank digital yang mungkin kita pakai untuk berspekulasi saja," pungkasnya.


Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yuliana Hema
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper