Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Ekonomi dan Kinerja Emiten Positif, Wall Street Moncer

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,78 persen ke 35.064,25, sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,6 persen ke 4.429,10 dan Nasdaq 100 menguat 0,65 persen ke 15.181,64.
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan Kamis (5/8/2021) menjelang rilis data tenaga kerja pada Jumat.

Investor menyeimbangkan sentimen dari kinerja emiten dan data klaim pengangguran terhadap ancaman ekonomi dari varian delta virus corona.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,78 persen ke 35.064,25, sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,6 persen ke 4.429,10 dan Nasdaq 100 menguat 0,65 persen ke 15.181,64.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq 100 naik ke rekor tertinggi, didorong saham Booking Holdings Inc., Fox Corp. dan MercadoLibre Inc. yang menguat setelah rilis laporan keuangan.

Di Eropa, Indeks Stoxx 600 juga mencatat rekor tertinggi sepanjang masa menyusul pendapatan perusahaan yang lebih beragam. Produsen obat Novo Nordisk A/S dan Merck KGaA menguat setelah menaikkan proyeksi untuk tahun 2021.

Di sisi lain, saham Bayer AG jatuh karena kekhawatiran margin. Pound juga memperpanjang kenaikan terhadap dolar AS setelah Bank of England memutuskan tidak mengubah suku bunga acuan.

"Ini terus menjadi pasar yang menguntungkan untuk ekuitas dan mungkin akan tetap seperti itu selama The Fed tetap akomodatif dan pendapatan perusahaan terus meningkat," ungkap Carter Henderson, manajer portofolio di Fort Pitt Capital Group, dikutip Bloomberg, Kamis (5/8/2021).

“Dengan pasar telah menguat 17 persen untuk tahun ini. Kami percaya ruang untuk naik mungkin terbatas,” lanjutnya.

Pasar tenaga kerja AS masih menjadi jendela utama ke prospek ekonomi. Laporan terbaru menunjukkan data ketenagakerjaan ADP yang jauh lebih lemah dari perkiraan, namun masih mencatat rekor ekspansi untuk industri jasa AS.

Data klaim pengangguran baru yang dirilis Kamis juga menunjukkan peningkatan bertahap, dengan fokus sekarang beralih ke data non-farm payrolls utama hari Jumat.

“Meskipun klaim pengangguran sedikit tidak menentu selama beberapa bulan terakhir, kami mulai melihat lebih sedikit pengajuan tunjangan pengangguran dari minggu ke minggu. Ini menunjukkan bahwa lebih banyak orang mendapat pekerjaan. Dan rekor terendah dalam defisit perdagangan adalah bukti peningkatan permintaan dari konsumen,” kata Mike Loewengart, direktur pelaksana strategi investasi di E*Trade Financial.

"Jadi, sementara mungkin ada kekurangan pasokan di bidang tenaga kerja dan barang, hal itu mendorong permintaan yang kuat dalam menghadapi ketakutan virus varian delta yang membebani investor," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper