Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbal Hasil Treasury AS Turun, Wall Street Melemah

indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,28 persen ke level 34.838,16, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,18 persen ke 4.387,16. Di sisi lain, indeks Nasdaq 100 menguat tipis 0,03 persen ke 14.963,62.
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Senin (2/8/2021) setelah imbal hasil obligasi Treasury melanjutkan penurunan menyusul pertumbuhan manufaktur AS yang lebih lemah dari perkiraan.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,28 persen ke level 34.838,16, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,18 persen ke 4.387,16. Di sisi lain, indeks Nasdaq 100 menguat tipis 0,03 persen ke 14.963,62.

Mayoritas bursa saham Wall Street berada di zona merah karena investor mempertimbangkan dampak dari imbal hasil Treasury 10 tahun yang mencapai level 1,15 persen pada hari Senin, menempatkan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi sebagai fokus.

Kepala investasi Bleakley Advisory Group Peter Boockvar mengatakan investor semakin khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi setelah melihat penurunan tajam suku bunga panjang dan kurva imbal hasil.

"Kekhawatiran pertumbuhan itu berasal dari perlambatan yang didorong oleh inflasi yang kami lihat di beberapa sektor, selain kekhawatiran varian delta di pasar negara berkembang,” ungkap Boockvar, seperti dikutip Bloomberg, Senin (2/8/2021).

Pasar saham AS awalnya mengikuti bursa Eropa dan Asia yang menguat di tengah optimisme kinerja emiten dan lonjakan kesepakatan perusahaan, yang telah mengimbangi kekhawatiran atas penyebaran varian virus delta dan tindakan keras regulasi China.

Kesepakatan Square Inc. senilai US$29 miliar untuk Afterpay Ltd. telah menempatkan pembuat kesepakatan global di jalur musim panas tersibuk yang pernah ada. Sementara itu, regulator pasar China menginginkan lebih banyak kerja sama dengan AS dalam penawaran umum perdana.

Bespoke Investment Group LLC menyatakan pergerakan awal Agustus yang tidak stabil cenderung terjadi karena faktor historis, terutama jika S&P 500 sudah naik lebih dari 10 persen.

"Mungkin dalam satu tahun di mana S&P 500 berkinerja sangat kuat pada Agustus, jeda pergerakan saat ini justru dibutuhkan sebelum mengakhiri tahun dengan kuat," tulis perusahaan yang berbasis di Harrison, New York, dalam sebuah catatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper