Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Melemah Terseret Ekspektasi Kenaikan Pasokan

Penurunan ini melanjutkan kerugian pada Rabu (14/7/2021) dengan minyak mentah AS dan Brent masing-masing merosot 2,8 persen dan 2,3 persen,
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melemah lebih dari US$1 per barel pada akhir perdagangan Kamis (15/7/2021) di tengah ekspektasi kenaikan pasokan minyak mentah setelah adanya kesepakatan kompromi antara produsen OPEC dan data mingguan yang sangat buruk pada permintaan bahan bakar AS.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September menetap di US$73,47 per barel, terpangkas US$1,29 atau 1,7 persen. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS merosot US$1,48 atau 2,2 persen, menjadi ditutup pada 71,65 dolar AS per barel,

Penurunan ini melanjutkan kerugian pada Rabu (14/7/2021) dengan minyak mentah AS dan Brent masing-masing merosot 2,8 persen dan 2,3 persen, setelah laporan bahwa Arab Saudi dan Uni Emirat Arab telah mencapai kesepakatan yang akan membuka jalan bagi kesepakatan untuk memasok lebih banyak minyak mentah ke pasar minyak yang ketat.

Kesepakatan belum dipadatkan dan kementerian energi UEA mengatakan musyawarah terus berlanjut.

"Itu masih 'gajah besar di dalam ruangan' (masalah kontroversial sangat besar) - kami punya kesepakatan, kami tidak punya kesepakatan - dan itu menimbulkan kekhawatiran," kata Phil Flynn dari Price Futures Group.

Pembicaraan di antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, Rusia dan sekutu mereka, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, terhenti bulan ini setelah Uni Emirat Arab keberatan untuk memperpanjang pakta pasokan kelompok itu melewati April 2022, dengan mengatakan kesepakatan itu tidak memperhitungkan peningkatan kapasitas produksi UEA.

Di AS, penurunan besar dalam stok minyak mentah tidak banyak mendorong harga karena investor fokus pada kenaikan persediaan bahan bakar dalam seminggu termasuk liburan Empat Juli, ketika mengemudi biasanya melonjak.

"Semua rasa optimisme bensin menguap hanya dalam satu minggu," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho. "Jika Anda tidak membutuhkan bensin, Anda tidak perlu minyak mentah untuk membuat bensin, dan itulah satu-satunya matematika yang penting pada akhirnya."

Para pedagang juga khawatir bahwa penyebaran Covid-19 varian delta akan menyebabkan pembatasan ekonomi lebih lanjut, sehingga mengurangi permintaan bahan bakar.

Namun, beberapa bank, termasuk Goldman Sachs, Citi dan UBS memperkirakan pasokan akan tetap ketat dalam beberapa bulan mendatang bahkan jika OPEC+ menyelesaikan kesepakatan untuk meningkatkan produksi.

OPEC, dalam laporan bulanannya, mengatakan masih memperkirakan pemulihan yang kuat dalam permintaan minyak dunia untuk sisa tahun 2021, dan memperkirakan penggunaan minyak pada 2022 akan mencapai tingkat yang sama dengan sebelum pandemi Covid-19.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper