Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Masih Konsolidasi, Rekomendasi Saham BMRI, BBNI, hingga AALI

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan pergerakan IHSG hingga saat ini terlihat masih berada dalam fase konsolidasi wajar.
Pengunjung berada di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung berada di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih berada dalam fase konsolidasi pada Senin (14/6/2021). Sejumlah saham seperti ICBP, BBNI, BMRI bisa menjadi pilihan. 

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan pergerakan IHSG hingga saat ini terlihat masih berada dalam fase konsolidasi wajar.

"Jika resisten level terdekat berhasil ditembus dalam beberapa waktu mendatang maka IHSG berpotensi untuk kembali pada jalur uptrend jangka pendeknya," paparnya dalam publikasi riset.

Stabil dan kuatnya kondisi perekonomian Indonesia yang terlihat dari data perekonomian yang telah terlansir juga turut menjadi penopang bagi pergerakan IHSG. Hari ini IHSG masih berpotensi bergerak dalam rentang terbatas 5.924-6.123.

Sejumlah saham pilihannya hari ini adalah ICBP, BBNI, SMGR, AALI, ITMG, BMRI, dan WIKA.

IHSG selama sepekan kemarin mengalami peningkatan 0,50 persen pada level 6.095,497 dari posisi 6.065,166 pada pekan sebelumnya.

Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa sebesar 23,44 persen menjadi 24,161 miliar saham dari 19,573 miliar saham pada pekan sebelumnya.

Kapitalisasi pasar bursa selama sepekan turut meningkat 0,46 persen menjadi Rp7.210,56 triliun dari sebelumnya Rp7.177,85 triliun. Penurunan hanya terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian pasar modal sebesar 5,57 persen menjadi Rp12,238 triliun dari Rp12,960 triliun.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper