Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Widodo Makmur Perkasa Targetkan IPO November Tahun Ini

Chief Executive Officer (CEO) Widodo Makmur Perkasa Tumiyana menuturkan rencana penawaran umum perdana ini untuk menggaet modal baru yang akan meningkatkan kinerja perusahaan.
Direktur Utama PT Widodo Makmur Unggas (WMU) Ali Mas'adi(ketiga dari kiri) dan Komisaris Utama WMU Tumiyana (ketiga dari kanan) bersama jajaran manajemen berpose usai due dilligence meeting IPO perseroan./WMU
Direktur Utama PT Widodo Makmur Unggas (WMU) Ali Mas'adi(ketiga dari kiri) dan Komisaris Utama WMU Tumiyana (ketiga dari kanan) bersama jajaran manajemen berpose usai due dilligence meeting IPO perseroan./WMU

Bisnis.com, JAKARTA - Induk usaha emiten yang baru saja melantai di bursa, PT Widodo Makmur Unggas Tbk. (WMUU), yakni PT Widodo Makmur Perkasa (WMP) menargetkan menyusul anak usahanya melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kuartal IV/2021 atau November mendatang.

Chief Executive Officer (CEO) Widodo Makmur Perkasa Tumiyana menuturkan rencana initial public offering (IPO) atau penawaran umum perdana ini untuk menggaet modal baru yang akan meningkatkan kinerja perusahaan secara signifikan.

"[Rencananya] mulai Juli 2021 daftar ke Bursa Efek Indonesia [BEI], dan ingin listing di bulan November akhir menggunakan tahun buku Juni 2021 atau kuartal IV/2021," jelasnya pada Kamis (18/4/2021).

Pria yang pernah menjabat sebagai Presiden Direktur PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) ini menyebut kalau bisnis protein hewani yang digeluti perseroannya memiliki prospek yang menjanjikan terutama dari sisi turnover nilai ekonominya.

Dia menyebut kalau turnover sektor pangan itu di atas Rp900 triliun, mendekati sektor energi yang mencapai Rp1.000 triliun pada 2020. Secara tahunan, sektor pangan meningkat 5,7 persen kebutuhannya dengan asumsi pertumbuhan penduduk 1,4 juta jiwa per tahun, sehingga pada 2021, turnover ekonominya dapat melampaui sektor energi.

"Industri pangan ini tidak pernah mengalami sunset, protein itu cenderung meningkat, kalau turun itu stunting. Di situ industri protein nasional di ayam dan telur masih minim, sehingga industri bisa didorong tinggi kalau dibandingkan dengan sektor regional Asean," paparnya.

Dia mencontohkan kebutuhan beras yang masih tinggi, sehingga dalam salah satu skemanya perseroan akan meningkatkan kapasitas penggilingan besarnya dari 50.000 ton menjadi 300.000 ton pada 2022.

"Widodo Makmur Perkasa ini kami masuk selain unggas ada sapi dan produk turunannya, national market share nomor 1, kami melakukan penggemukan 120.000 ekor, produk turunannya ada nugget, sosis dan lain-lain ada 84 jenis, akhir tahun ini meningkat jadi 350 jenis," urainya.

Selain itu, perseroan juga memiliki lini bisnis khusus komoditas, komoditas ini untuk memenuhi kebutuhan internal dengan target produksi jagung pada akhir tahun 2021 mencapai 35.000 ton per bulan, yang jika dikonversi luas tanam membutuhkan 17.500 Ha dengan rutinitas dua kali tanam setahun.

"Ke depan karena pemenuhan kebutuhan protein rata-rata masih rendah dibandingkan dengan regional, baik produksi telur maupun daging ayam kami bentuk integrated farming," urainya.

Untuk membentuk pertanian dan peternakan yang terintegrasi, WMP membutuhkan pengeluaran belanja modal per tahun Rp2 triliun untuk mendukung industri protein. Belanja modal ini didedikasikan untuk produksi bahan pangan atau bahan baku industri protein terintegrasi. Adapun, target belanja modal hingga 5 tahun ke depan mencapai Rp10,9 triliun.

"Pertumbuhan Widodo Makmur Perkasa tahun ini di angka 400 persen 2021, dari tahun sebelumnya revenue forecast di angka Rp3,1 triliun tahun lalu, tahun ini jadi Rp11 triliun, tahun depan Rp21 triliun," paparnya.

Dalam 5 tahun pertumbuhan rata-rata perseroan ditargetkan mencapai 42 persen. Pertumbuhan ini berasal dari lima lini bisnis utama yakni integrated cattle farm, integrated poultry, produk turunannya, komoditas, dan membentuk konstruksi dan energi.

Khusus yang terakhir, pengembangan konstruksi dan energi guna menunjang pembentukan peternakan terintegrasi, berkelanjutan, dan ramah lingkungan, termasuk penggunaan pembangkit listrik tenaga angin dan tenaga surya.

"Di situ cost eficcient Widodo Makmur Perkasa, untuk dorong penurunan cost, kami produksi jagung sendiri bisa di bawah Rp3.500 per kg bisa bersaing dengan Brazil yang katanya harga murah ayamnya, hasilnya harga ayam produksi kami lebih murah," katanya.

Sementara itu, dari limbah jagung diproses untuk pakan sapi jadi penurunan biaya produksi untuk cattle farm, energi dibangun menggunakan energi baru terbarukan sehingga biaya energi menjadi lebih efsien.

"Kalau tidak bisa efisienkan produksi kami tidak mungkin kompetisi di regional maupun berikutnya. Itu yang dilakukan dengan capex spending, paling tinggi pertumbuhan meningkat tahun ini karena fasilitas produksi sudah semua on, meningkat penjualan luar biasa," urainya.

WMP menargetkan dapat melaksanakan penawaran umum perdana atau initial public offering sahamnya pada 2021. Targetnya tak main-main, siap lepaskan 30 persen dari potensi kapitalisasi pasar di rentang Rp18 triliun-Rp21 triliun.

"Target tahun ini mau IPO, mau membuat go public WMP dengan market capital kira-kira Rp18 triliun hingga Rp21 triliun, 30 persen ambil tengah di Rp18 triliun--Rp19 triliun, ketemu dana [yang ditargetkan] Rp5,5 triliun," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper