Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabar Pasar : Erick Thohir Dorong IPO BUMN, Biaya Angkut Muatan Kapal Mahal

Sejumlah kabar pasar menjadi sorotan harian Bisnis Indonesia edisi Jumat (5/2/2021), mulai dari IPO BUMN hingga biaya angkut muatan kapal yang kian mahal.
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Bisnis.com,JAKARTA - Kabar tentang Perusahaan pelat merah alias badan usaha milik negara (BUMN) untuk melantai di Bursa Efek Indonesia menjadi sorotan harian Bisnis Indonesia edisi Jumat (5/2).

Selain IPO BUMN, biaya angkut mautan kapal semakin mahal akibat kelangkaan kontainer juga menjadi perhatian. Di sisi lain, jumlah agen penjual reksa dana melesat, ditopang oleh kehadiran perusahaan teknologi finansial.

Sementara itu, kalangan perbankan juga akan lebih hati-hati dalam melakukan hapus buku kredit bermasalah dan berpedoman pada ketentuan regulator.

Berikut beberapa rincian isu-isu terkini seputar perekonomian Indonesia:

IPO jadi rencana perusahaan plat merah BUMN

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kemarin, Kamis (4/2), mengatakan 3 tahun ke depan akan ada 8-12  perusahaan keluarga BUMN siap melantai di Bursa Efek Indonesia. Langkah IPO dinilai  sebagai bagian program strategis pemerintah guna meningkatkan kapasitas bisnis dan daya saing BUMN.

Biaya angkut muatan kapal langka dan mahal 

Pemerintah bersama Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan asosiasi pemilik barang perlu segera mencari solusi atas kenaikan biaya angkut kapal dan biaya tambahan lainnya agar tidak semakin membebani pelaku bisnis maupun eksportir. Kenaikan harga angkut muatan kapal tiga bulan terakhir merugikan kegiatan ekonomi atau perdagangan internasional bagi Indonesia. 

Subsidi LPG di Indonesia Masih Timpang

Wakil Presiden Ma’ruf Amin selaku Ketua Tim Nasional Percepatan Penanggulangan  Kemiskinan (TNP2K) menilai akses energi bagi rakyat miskin di Indonesia masih tidak imbang. Subsidi LPG hanya dinikmati oleh 35% kelompok masyarakat miskin dan rentan, sementara sisanya dinikmati kelompok masyarakat dengan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.

Jumlah agen penjual reksa dana Bertambah Pesat

Penjual reksa dana semakin ramai selama tahun lalu, hal itu menjadi pendorong lonjakan jumlah investor, khususnya lewat kanal teknologi finansial.  Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pada Januari 2021 terdapat 67 agen penjual reksa dana. Jumlah tersebut hampir dua kali lipat dibandingkan dengan jumlah Aperd 5 tahun lalu yang hanya 36 agen.

Perbaikan Hati-hati Hapus Buku Kredit Bermasalah

Industri perbankan memperhitungkan sejumlah aspek sebelum memutuskan untuk menempuh kebijakan hapus buku terhadap debiturnya. Hapus buku dilakukan secara hati-hati dan berpedoman pada ketentuan otoritas pengawas dan kebijakan pengendalian kualitas kredit yang konservatif.  Satu sisi, DPR meminta bank tidak menyamaratakan keringanan kredit kepada nasabah di masa pandemi Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Janlika Putri
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper