Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilpres AS Selesai, Bagaimana Prospek Obligasi Indonesia?

Pemilihan presiden Amerika Serikat telah selesai dan menjadi momentum yang tepat bagi para investor asing untuk kembali ke pasar obligasi Indonesia. 
Presiden terpilih AS Joe Biden (kiri) bersama istri Jill Biden manyapa di Wilmington, Delaware, AS, Sabtu (7 /11/2020). Bloomberg/Sarah Silbigerrn
Presiden terpilih AS Joe Biden (kiri) bersama istri Jill Biden manyapa di Wilmington, Delaware, AS, Sabtu (7 /11/2020). Bloomberg/Sarah Silbigerrn

Bisnis.com, JAKARTA – Prospek pasar obligasi Indonesia diperkirakan semakin positif setelah rampungnya pemilihan presiden di Amerika Serikat (AS). Sentimen terpilihnya Joe Biden dan pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja berpotensi meningkatkan aliran modal asing melalui instrumen ini.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan rampungnya pemilihan presiden Amerika Serikat menjadi momentum yang tepat bagi para investor asing untuk kembali ke pasar obligasi Indonesia. 

Hal tersebut terjadi seiring dengan berkurangnya volatilitas pasar global yang ditimbulkan dari pesta demokrasi di Negeri Paman Sam tersebut.

Ramdhan menjelaskan kebijakan yang diambil oleh Presiden Donald Trump sejauh ini menimbulkan guncangan pada pasar keuangan global, termasuk obligasi. Dia mencontohkan langkah seperti perang dagang dengan China memperkuat perekonomian AS dan di sisi lain meningkatkan ketidakpastian di pasar global.

Lebih lanjut, Ramdhan menjelaskan sebelum terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden AS, para investor masih cenderung melakukan wait and see. Setelah pelaku pasar mengetahui hasil akhir pemilihan tersebut, Ramdhan memperkirakan para investor asing akan kembali masuk ke obligasi Indonesia.

“Sebelumnya, keluarnya para investor lebih disebabkan oleh sentimen pandemi virus corona, bukan karena kondisi pasar obligasi Indonesia. Mereka cenderung nyaman menaruh dananya di obligasi Indonesia karena kondisi pasar yang kondusif sebelum terjadinya pandemi,” jelas Ramdhan pada Minggu (8/11/2020).

Ramdhan menuturkan prospek penguatan pasar obligasi Indonesia setelah pilpres AS pun semakin terbuka lebar. Dia memperkirakan Biden akan mengambil kebijakan yang lebih lunak untuk menghadapi China. Hal tersebut, lanjutnya, akan menenangkan para pelaku pasar.

Di sisi lain, pasar juga akan menanti kebijakan-kebijakan yang akan dikeluarkan Biden saat dirinya menjabat. Dengan langkah-langkah akomodatif untuk menstabilkan pasar, obligasi Indonesia kemungkinan akan mendapat efek yang positif.

Sentimen lain yang akan mempengaruhi prospek obligasi Indonesia adalah pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja. Dengan ketentuan berinvestasi yang semakin dipermudah, peluang kenaikan aliran modal asing dari pasar obligasi akan semakin terbuka.

“Kebijakan pemerintah yang mendorong perbankan masuk ke pasar obligasi juga akan semakin meningkatkan kepercayaan investor asing terhadap obligasi Indonesia,” pungkas Ramdhan.

Menurut data dari laman World Government Bonds, tingkat imbal hasil obligasi Indonesia dengan tenor 10 tahun terpantau di level 6,439 persen. Dalam sebulan terakhir, yield obligasi Indonesia menunjukkan tren penguatan sebesar 54,7 basis poin. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper