Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kresna Sekuritas Pangkas Proyeksi Kinerja dan Harga Saham ADHI

Target harga Adhi Karya dipangkas dari Rp2.120 per saham menjadi Rp1.580 per saham.
Suasana proyek pembangunan LRT (Light Right Transit) di Kawasan Kuningan, Jakarta, Sabtu (11/4/2020).Proyek LRT Jabodetakek digarap oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Suasana proyek pembangunan LRT (Light Right Transit) di Kawasan Kuningan, Jakarta, Sabtu (11/4/2020).Proyek LRT Jabodetakek digarap oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Proyeksi penurunan kinerja akibat dampak ekonomi membuat PT Kresna Sekuritas menurunkan target kinerja keuangan dan target harga saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk. untuk tahun 2020.

Analis Kresna Sekuritas Andreas  Kristo Saragih mengatakan pihaknya telah memangkas target pendapatan dan laba bersih Adhi Karya untuk 2020 dan 2021. Penyesuaian dilakukan berdasarkan performa perseroan pada 2019 serta proyeksi dampak ekonomi akibat penyebaran Covid-19.

“Kami memangkas target pendapatan dan laba bersih ADHI masing-masing 16 persen dan 18 persen untuk 2020 dan 15 persen dan 6 persen untuk 2021,” tulisnya dalam laporan riset yang dikutip Bisnis, Rabu (15/4/2020).

Dengan pemangkasan proyeksi tersebut, ADHI diestimasi dapat membukukan pendapatan sebesar Rp16,63 triliun pada 2020 dan Rp18,51 triliun pada 2021. Adapun, laba bersih diprediksi mencapai Rp694 miliar pada tahun ini dan Rp815 miliar pada tahun depan.

Kendati terjadi pemangkasan, target baru dari Kresna Sekuritas ini tetap memperkirakan adanya pertumbuhan terhadap kinerja 2019. Pada tahun lalu, perseroan membukukan pendapatan Rp15,3 triliun dan laba bersih sebesar Rp664 miliar. Sehingga, proyeksi pada 2020 masih terdapat kenaikan 8,69 persen pada pendapatan dan 4,51 persen pada laba bersih.

Andreas juga menyatakan pihaknya masih merekomendasikan beli terhadap saham ADHI. Namun, target harganya mengalami penurunan cukup besar, yakni dari Rp2.120 per saham menjadi Rp1.580 per saham. Target harga baru ini didasarkan pada proyeksi price to earning (P/E) dengan target kelipatan 8,1 x.

Dalam risetnya dia menyatakan bahwa kinerja ADHI sepanjang 2019 gagal mencapai ekspektasi Kresna Sekuritas maupun konsensus analis yang dihimpun Bloomberg. Secara total, pendapatan ADHI yang turun 2,2 persen secara year on year menjadi Rp17,1 triliun hanya mencapai 90 persen proyeksi Kresna Sekuritas dan 95 persen konsensus analis.

Perolehan laba bersih ADHI juga tercatat hanya sebesar Rp664 miliar pada tahun lalu. Realisasi kinerja ini hanya mencapai run rate sebesar 91 persen proyeksi Kresna Sekuritas dan 99 persen konsensus analis.

Menurutnya setidaknya terdapat dua faktor yang menyebabkan kinerja perseroan kurang ciamik pada 2019. Pertama, perolehan kontrak baru ADHI pada 2019 yang hanya mencapai 49 persen dari target Rp30 triliun. Kedua, penurunan pendapatan konstruksi sebesar 4,3 persen pada tahun lalu menjadi Rp12,42 triliun.

“Kami memperkirakan penurunan pendapatan dari jasa konstruksi berasal dari penyelesaian proyek LRT yang lebih lamban dari perkiraan. Pembebasan lahan di area Bekasi Timur menjadi salah satu tantangan utama ADHI untuk mempercepat penyelesaian proyek ini,” jelasnya.

Faktor lain yang turut menekan kinerja ADHI pada tahun lalu adalah meningkatnya beban operasional sebesar 26,3 persen. Laba operasional perseroan akhirnya ikut tertekan 19,8 persen. Salah satu penyebab utama kenaikannya adalah beban karyawan yang naik 39,5 persen.

Namun, perseroan tetap dapat membukukan pertumbuhan laba yang ditopang oleh dua hal. Pertama, bagian laba dari ventura bersama yang meningkat. Kedua, penyisihan piutang yang turun signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Di sisi lain, ADHI juga dinilai masih memiliki rasio solvabilitas yang baik, sehingga level gearing masih berada dalam level aman. Utang berbunga perseroan tercatat meroket 23 persen ke Rp10,52 triliun pada tahun lalu, sehingga total rasio utang berbunga terhadap ekuitas meningkat ke level 1,5x. Adapun, rasio EBIT terhadap beban bunga turun ke 2,6x.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper