Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ancaman Corona Kian Mengadang, Sanggupkah IHSG ke 5.000

Dua kali penghentian sementara perdagangan atau trading halt setelah indeks sempat terkoreksi lebih dari 5 persen pada pekan ini, berhasil membuat IHSG ditutup menguat 0,24 persen di level 4.907,57 pada perdagangan Jumat (13/3/2020).
Pengunjung mengamati layar monitor yang menampilkan perdagangan harga saham di lantai PT Bursa efek Indonesia di Jakarta, Jumat (13/3/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) resmi disuspensi setelah 15 menit perdagangan dimulai. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di 4.650,58 melemah 5,01 persen atau 245,17 poin. Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung mengamati layar monitor yang menampilkan perdagangan harga saham di lantai PT Bursa efek Indonesia di Jakarta, Jumat (13/3/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) resmi disuspensi setelah 15 menit perdagangan dimulai. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di 4.650,58 melemah 5,01 persen atau 245,17 poin. Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Dengan berbagai sentimen negatif mulai dari bertambahnya jumlah pasien positif corona yang mencapai angka 117 orang termasuk di dalamnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, hingga Minggu (15/3/2020), dan pembatasan kegiatan di ruang publik di beberapa wilayah, timbul pertanyaan apakah mungkin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa rebound mendekati level 5.000?

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menyampaikan seyogyanya pasar luar negeri dan dalam negeri menunjukkan adanya katalis positif. Di Amerika Serikat sendiri, indeks Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq berhasil ditutup menghijau.

Dari dalam negeri, berbagai stimulus yang diberikan pemerintah yakni kebijakan fiskal dan moneter mulai diberlakukan. Dua kali penghentian sementara perdagangan atau trading halt setelah indeks sempat terkoreksi lebih dari 5 persen pada pekan ini, berhasil membuat IHSG ditutup menguat 0,24 persen di level 4.907,57 pada perdagangan Jumat (13/3/2020).

Berbagai sentimen positif di dalam dan luar negeri mengindikasikan potensi penguatan lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju level resistance terdekat.

Dalam riset teknikalnya memperkirakan berdasarkan indikator, MACD menunjukkan sinyal negatif. Meskipun demikian, stochastic dan RSI mulai menunjukkan jenuh jual atau oversold.

Support pertama maupun kedua memiliki rentang pada 4.860,80 hingga 4.640,87. Sementara itu, resistan pertama maupun kedua memiliki rentang pada 5.040,99 hingga 5.112,35.

“Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain adalah ASII, ASRI, BBRI, BNGA, ELSA dan INDF,” paparnya dalam publikasi riset, Minggu (15/3/2020).

Terlihat pada pola hammer candle, saham ASII mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. Akumulasi Beli pada area level 4.620 – 4.870, dengan target harga secara bertahap di level 5.075, 5.425, 5.675 dan 6700, serta support di level 4.620 dan 4.120.

Adapun indikator RSI untuk saham ASRI sudah mulai menunjukkan jenuh jual atau oversold, sehingga peluang pembentukkan fase akumulasi dalam rangka membentuk pola uptrend pada pergerakan harga saham akan terbuka lebar.

Akumulasi beli untuk saham ini ada pada level 139 – 141, dengan target harga secara bertahap di level 169, 188, 202 dan 260 serta support di level 117.

Pola bullish pin bar pada saham BBRI mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. Akumulasi beli untuk saham perbankan pelat merah ini ada pada area level 3.360 - 3.720, dengan target harga secara bertahap di level 3.920, 4.520 dan 5.125, serta support di level 3.320.

Untuk saham BNGA, pola hammer candle mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. Akumulasi beli berada pada area 675 – 705, dengan target harga secara bertahap di level 720, 740, 750 dan 800, serta support di level 675 dan 660.

Pola bullish pin bar pada saham ELSA juga mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. Akumulasi beli berada pada area level 164 – 176, dengan target harga secara bertahap di level 190, 212, 228 dan 290, serta level support di level 164 dan 134.

Terakhir, pergerakan harga saham INDF masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish engulfing line candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli.

Akumulasi beli pada area level level 6.800 – 6.900, dengan target harga secara bertahap di level 7.100, 7.200, 7.300 dan 7.625, serta support di level 6.800 dan 6.700.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper