Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Perdana Virus Corona Terungkap, Bagaimana Nasib Saham Emiten Rumah Sakit?

Pergerakan saham emiten rumah sakit lebih dipengaruhi oleh pengalihan portofolio investor.
Gerbang pintu masuk Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso di Sunter Jakarta Utara. Foto: Google Streets, April 2019n
Gerbang pintu masuk Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso di Sunter Jakarta Utara. Foto: Google Streets, April 2019n

Bisnis.com,JAKARTA— Sejumlah analis menilai pergerakan saham emiten rumah sakit masih belum terpengaruh langsung oleh kasus perdana virus corona di Indonesia.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan dua orang di Depok, Jawa Barat, positif virus corona pada Senin (2/3/2020). Dua orang ibu dan anak itu menjadi korban pertama terjangkit Covid-19 di Indonesia.

Di tengah kondisi itu, sejumlah emiten rumah sakit mengalami koreksi harga saham pada sesi perdagangan, Senin (2/3/2020). Salah satunya PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk.

Berdasarkan data Bloomberg, emiten berkode saham MIKA itu dibuka stagnan di level Rp2.480 pada perdagangan, Senin (2/3/2020). Namun, pergerakan meluncur ke zona merah dan berakhir dengan koreksi 130 poin atau 5,24 persen ke level Rp2.350 saat penutupan perdagangan.

Koreksi juga dialami oleh saham PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. pada sesi, Senin (2/3/2020). Emiten bersandi SAME itu terkoreksi 10 poin atau 6,25 persen ke level Rp150 meski sempat dibuka menguat ke level Rp170.

Adapun, saham PT Siloam International Hospitals Tbk. terpantau menguat tipis pada, Senin (2/3/2020). Emiten berkode saham SILO itu sempat menyentuh zona merah namun mampu mendarat pada sesi penutupan dengan penguatan harga 25 poin atau 0,39 persen ke level Rp6.425.

Sementara itu, anomali terjadi pada saham PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ) yang mengalami kenaikan. Saham pengelola Rumah Sakit Mayapada itu ditutup di level Rp200 atau naik 5,26 persen pada perdagangan Senin (2/3/2020). Saham SRAJ bahkan sempat ditutup di Rp230 atau naik 21,05 persen pada penutupan sesi pertama.

Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali menilai belum melihat kaitan langsung isu corona di Indonesia terhadap pergerakan saham emiten rumah sakit. Menurutnya, kondisi pergerakan pasar modal Indonesia lebih dipengaruhi pengalihan portofolio investor.

“Pasar saham masih ada tekanan turun dari isu corona karena investor lebih memilih untuk masuk ke aset safe haven atau cash,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (2/3/2020).

Frederik menilai koreksi yang dialami saham MIKA tidak spesifik disebabkan kabar korban perdana corona di Indonesia. Pasalnya, koreksi harga juga dialami oleh emiten di sektor lain. Dia menambahkan, dalam sepekan terakhir, harga saham MIKA juga mengalami tren penurunan.

Dari sisi fundamental, dia memproyeksi emiten rumah sakit masih berpeluang mendapatkan margin dari selisih tagihan sejalan pembatasan nilai tanggungan BPJS. Selain itu, beberapa rumah sakit juga telah melakukan ekspansi sejak tahun lalu.

“Seharusnya mulai meningkat volume pasiennya karena seluruh poliklinik sudah beroperasi penuh,” imbuhnya.

Sementara itu, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menilai pergerakan saham sejumlah emiten di sektor rumah sakit saat ini tidak likuid. Menurutnya, hanya ada dua emiten yang terbilang likuid yakni SILO dan MIKA dengan nilai transaksi Rp3 miliar—Rp6 miliar pada sesi perdagangan, Senin (2/3/2020).

“Transaksi SILO dan MIKA dikatakan cukup sedikit jika dibandingkan dengan transaksi harian pasar yang mencapai Rp7 triliun per hari,” paparnya.

Dari sisi fundamental, Frankie menyebut saat ini emiten rumah sakit diperdagangkan dengan valuasi pendapatan yang cukup tinggi dengan kisaran 50 kali hingga 100 kali. Dengan demikian, nilai tersebut terbilang belum murah.

Kendati demikian, dia memproyeksikan virus corona berpeluang mendongkrak keuangan emiten rumah sakit. Hal itu berasal dari potensi bertambahnya jumlah pasien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper