Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Virus Corona (Covid-19) Masih Jadi Faktor Utama Investor Asing Lari

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, total jual bersih pada perdagangan Jumat (21/2/2020) tercatat Rp2,8 miliar, turun Rp168,42 miliar dibanding hari sebelumnya. Sementara itu secara year to date, terjadi net sell dengan penurunan Rp177,81 miliar.
Karyawan melintas didekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintas didekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Kendati indeks sempat menguat tipis pada minggu ini, investor asing tetap terus melakukan aksi jual bersih. Wabah virus corona atau Covid-19 dinilai masih menjadi sentimen utama.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, investor asing membukukan aksi jual bersih (net sell) senilai sekitar Rp383,21 miliar, net sell hari kedua berturut-turut.

Aksi beli oleh investor asing pada Jumat (21/2) tercatat 1,02 miliar lembar saham senilai Rp2,27 triliun. Adapun aksi jual oleh investor asing tercatat 1,08 miliar lembar saham senilai Rp2,65 triliun.

Total nilai transaksi yang terjadi di lantai bursa hari ini mencapai sekitar Rp5,86 triliun dengan volume perdagangan tercatat sekitar 5,59 miliar lembar saham.

Direktur PT Anugrah Mega Investama Hans Kwee mengatakan awal pekan pasar memang sempat menguat karena ada optimisme soal penanganan kasus corona. Ditambah dengan stimulus yang dilakukan Bank China yang menurunkan suku bunga tenor jangka pendek dan menengah.

“Ini membuat pasar menguat [di awal pekan],” katanya saat dihubungi Bisnis, Jumat (21/2/2020).

Namun, bergerak ke tengah pekan ternyata kondisi berbalik. Jumlah korban kembali meningkat dan beberapa laporan mengenai kasus corona bernada negatif sehingga membuat pasar kembali melemah.

Hans menilai para pelaku pasar masih panik dan terus melakukan profit taking. Di sisi lain, pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia juga dinilai tidak memberikan sentimen yang cukup signifikan untuk menarik para investor asing.

“Belum bisa [memberikan sentimen positif karena orang masih takut corona. Takut dengan dampak ekonomi yang ditimbulkannya,” tambah Hans.

Dia juga mengaku belum dapat memperkirakan hingga kapan kondisi seperti ini akan terjadi. Menurutnya semua akan bergantung pada perkembangan wabah virus mematikan ini, terutama pada 1-2 pekan ke depan.

Jika wabah dapat semakin terkendali dan kondisi ekonomi China mulai pulih, tidak tertutup kemungkinan pasar akan ikut terkerek naik dan investor asing mulai kembali masuk.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper