Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rancang Obligasi Global, Anak Usaha Adaro Energy (ADRO) Raih Peringkat Ba1 dari Moody's

Surat utang yang akan diterbitkan Adaro Indonesia rencananya akan digunakan untuk membayar kembali utang Adaro Indonesia dan belanja modal.
Logo PT Adaro Energy, Tbk./Reuters-Beawiharta
Logo PT Adaro Energy, Tbk./Reuters-Beawiharta

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pemeringkat internasional, Moody’s Investor Service menyematkan peringkat Ba1 dengan outlook stabil kepada anak usaha PT Adaro Energy Tbk., PT Adaro Indonesia.

Moody’s juga memberikan peringkat Ba1 atas surat utang atau senior notes berdenominasi dolar AS yang akan diterbitkan oleh perseroan. Surat utang tersebut akan dijamin oleh Adaro Energy.

Surat utang tersebut rencananya akan digunakan antara lain untuk membayar kembali utang Adaro Indonesia dan belanja modal.

Dalam keterangan resminya, Asisten Vice Presiden Moody's Investor Service Maisam Hasnain mengatakan peringkat Ba1 juga mencerminkan kualitas kredit perusahaan induk Adaro Indonesia, yaitu Adaro Energy.

Kondisi itu mencakup tiga faktor. Pertama, Adaro Energy menggenggam 88,5% saham AI. Kedua, AI mendapatkan manfaat dari operasional ADRO yang terintegrasi vertikal di sepanjang rantai pasok batu bara.

Ketiga, Adaro Energy menjadi penjamin seluruh utang Adaro Indonesia.

"Rantai pasok yang terintegrasi membuat Grup Adaro dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengendalikan biaya dan mengurangi ketergantungan terhadap vendor pihak ketiga," tulisnya dalam keterangan resmi yang dikutip Selasa (15/10/2019).

Hasnain menambahkan ADRO sebagai induk AI memiliki profil kredit yang baik berkat kebijakan finasial yang konservatif. Selama 10 tahun terakhir, lanjutnya, rasio utang terhadap EBITDA Adaro Energy cenderung rendah sekitar 2 kali. Tingkat leverage tersebut diharapkan dapat bertahan dalam 2-3 tahun ke depan.

Selain itu, Adaro Energy memiliki rekam jejak untuk menyiapkan pendanaan untuk membayar kembali utang jauh sebelum jatuh tempo. Pada 2014, misalnya, AI membayar surat utang US$800 juta yang diterbitkan pada 2009 dengan pinjaman sindikasi, 5 tahun lebih cepat dari jatuh tempo.

Peringkat Ba1 juga mencerminkan ekspektasi Moody’s bahwa perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B) ADRO yang akan berakhir pada Oktober 2022 akan diperpanjang.

"Moody's menilai masih ada risiko regulasi mengingat kejelasan dari Pemerintah Indonesia tentang perpanjangan PKP2B masih terbatas," imbuhnya.

Moody's berharap Adaro Energy akan mempertahankan likuiditas yang kuat untuk 12-18 bulan dengan uang tunai yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya hingga 31 Desember 2020. Catatan yang diusulkan akan semakin memperkuat likuiditas dan bantuannya mengatasi kebutuhan uang tunai hingga 2021, termasuk jatuh tempo utang terjadwal dan belanja modal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper