Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Tunggu Data Non-Farm Payroll, Bursa Asia Menguat

Bursa saham Asia menguat pada perdagangan Jumat (5/7/2019) karena investor bersiap menunggu rilis data ketenagakerjaan AS, yang dapat memicu atau meredam ekspektasi pasar tentang pelonggaran kebijakan agresif oleh Federal Reserve.
Karyawan memantau pergerakan harga saham di kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (11/10)./JIBI-Abdullah Azzam
Karyawan memantau pergerakan harga saham di kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (11/10)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia menguat pada perdagangan Jumat (5/7/2019) karena investor bersiap menunggu rilis data ketenagakerjaan AS, yang dapat memicu atau meredam ekspektasi pasar tentang pelonggaran kebijakan agresif oleh Federal Reserve.

Perdagangan lintas pasar global diperkirakan akan tetap lemah setelah liburan Hari Kemerdekaan di AS pada hari Kamis dan menjelang laporan non-farm payrolls.

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang menuju penguatan mingguan kelima beruntun, yang membawanya ke level 534,40, tertinggi sejak awal Mei.

Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup 0,2 persen, sedangkan indeks Topix menguat 0,18 persen, indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,09 persen.

Sementara itu di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 menguat masing-masing 0,19 persen dan 0,52 persen, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,1 persen.

Saham dan obligasi dunia telah menguat sejak Juni di tengah harapan bank sentral global akan menjaga pelonggaran kebijakan untuk mendukung pertumbuhan. Gencatan senjata dalam perang dagang China-AS larut juga telah memperkuat sentimen.

Semua mata tertuju pada data non-farm payroll AS yang akan dirilis hari ini, yang diperkirakan melonjak 160.000 pada Juni dibandingkan dengan 75.000 pada Mei.

"Jika data ketenagakerjaan tidak rebound dampaknya akan sangat signifikan," kata Tapas Strickland, analis pasar di National Australia Bank, seperti dikutip Reuters.

Strickland mengatakan, data yang lebih lemah dari yang diperkirakan akan meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga 50 basis poin pada Juli mengingat dua data tenaga kerja yang lemah sangat langka terjadi sejak 2012.

"Data yang lebih baik dari perkiraan kemungkinan akan membuat pasar mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga pada Juli, meskipun penurunan suku bunga 25 basis poin pada Juli masih sangat mungkin mengingat adanya penurunan data domestik lainnya serta PMI internasional," lanjutnya.

Fed futures sepenuhnya memperkirakan adanya pemotongan 25 basis poin dalam pertemuan bulanan The Fed pada 30-31 Juli. Investor juga melihat peluang 25 persen penurunan 50 basis poin.

The Fed tidak akan sendirian dalam memulai pelonggaran kebijakan moneter. Bank sentral Australia telah memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin sejak Juni sambil membiarkan pintu terbuka untuk langkah ketiga tahun ini.

Di zona euro, pasar keuangan memperkirakan European Central Bank (ECB) untuk meletakkan dasar pelonggaran moneter lebih lanjut pada pertemuan 25 Juli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper