Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Carney Angkat Pamor Aset Safe Haven, Dolar AS Labil

Indeks dolar Amerika Serikat (AS) tampak berjuang menentukan arah pergerakannya pada perdagangan pagi ini, Rabu (3/7/2019), seiring dengan pulihnya daya tarik aset safe haven dan menurunnya imbal hasil obligasi AS.
Ilustrasi Dolar AS/Reuters
Ilustrasi Dolar AS/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar Amerika Serikat (AS) tampak berjuang menentukan arah pergerakannya pada perdagangan pagi ini, Rabu (3/7/2019), seiring dengan pulihnya daya tarik aset safe haven dan menurunnya imbal hasil obligasi AS.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, turun tipis 0,029 poin atau 0,03 persen ke level 96,697 pada pukul 10.25 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pergerakan indeks sebelumnya dibuka flat di posisi 96,728 setelah berakhir melemah 0,12 persen atau 0,118 poin di level 96,726 pada perdagangan Selasa (2/7/2019).

Sementara itu, imbal hasil obligasi AS turun ke level terendahnya sejak akhir 2016. Seperti diberitakan Reuters, imbal hasil obligasi Treasury AS memperpanjang pelemahan semalam dan menyentuh 1,948 persen, posisi terendahnya sejak November 2016.

Imbal hasil AS mengekor penurunan imbal hasil di Inggris akibat terbebani komentar bernada dovish oleh Gubernur Bank of England (BoE) Mark Carney.

Pada Selasa (2/7/2019), Carney mengatakan bahwa perang perdagangan global dan Brexit tanpa kesepakatan meningkatkan risiko terhadap ekonomi Inggris.

Komentarnya itu mendorong investor untuk meningkatkan pertaruhan mereka pada langkah pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral.

Di tengah kekhawatiran risiko ekonomi ini, nilai tukar yen, yang bersifat sebagai safe haven, pun lanjut menguat 0,27 poin atau 0,25 persen ke level 107,62 yen per dolar AS, kenaikan hari kedua berturut-turut.

“Dolar kembali melemah terhadap yen sehubungan dengan komentar dovish Gubernur BoE Carney, yang membantu menekan imbal hasil obligasi global,” terang Shinichiro Kadota, pakar strategi senior di Barclays, Tokyo.

Menambah sentimen negatif bagi greenback, investor merisaukan kemungkinan tercapainya resolusi perang perdagangan antara AS dan China, terutama mengingat kebuntuan perundingan sebelumnya dan komentar Trump bahwa kesepakatan apapun harus lebih mempertimbangkan kepentingan AS.

Pada saat yang sama, pemerintah AS mengancam untuk mengenakan tarif tambahan atas barang-barang asal Uni Eropa senilai US$4 miliar tambahan dalam perselisihan terkait isu subsidi pesawat.

Posisi indeks dolar AS
TanggalPosisi

3/7/2019

(Pk. 10.25 WIB)

96,697

(-0,03 persen)

2/7/2019

 

96,726

(-0,12 persen)

1/7/2019

 

96,844

(+0,74 persen)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper