Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS dan UE Panas, Emas Berbalik Menguat

Emas berhasil berbalik menguat pada perdagangan Selasa (2/7/2019) setelah turun tajam pada sesi perdagangan sebelumnya. Penguatan emas didorong oleh kekhawatiran pasar terhadap proyeksi perlambatan ekonomi di tengah data manufaktur global yang melemah dan gejolak perdagangan AS dan Eropa.

Bisnis.com, JAKARTA - Emas berhasil berbalik menguat pada perdagangan Selasa (2/7/2019) setelah turun tajam pada sesi perdagangan sebelumnya. Penguatan emas didorong oleh kekhawatiran pasar terhadap proyeksi perlambatan ekonomi di tengah data manufaktur global yang melemah dan gejolak perdagangan AS dan Eropa.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (2/7/2019) hingga pukul 13.10 WIB, harga emas di pasar spot bergerak menguat 0,54% menjadi US$1.391,63 per troy ounce. Sementara itu, harga emas di bursa Comex bergerak menguat 0,37% menjadi US$1.394,4 per troy ounce.

Analis Pasar CMC Markets Margaret Yang Yan mengatakan bahwa setelah emas terkoreksi pada perdagangan sebelumnya akibat ketegangan perdagangan AS dan China yang mulai berkurang. Kini pasar di bayangi oleh eskalasi perang dagang antara AS dan Uni Eropa.

AS telah meningkatkan tekanan terhadap Eropa dalam perselisihan jangka panjang mengenai subsidi pesawat terbang dan mengancam akan menaikkan tarif tambahan untuk produk Uni Eropa senilai US$4 miliar.Adapun, kenaikan tarif impor untuk produk Uni Eropa senilai US$21 miliar telah diberlalukan sejak April lalu.

"Konflik perdagangan kembali ke panggung utama, fokus pasar saat ini telah beralih dari AS-China ke AS dan Uni Eropa," ujar Margaret seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (2/7/2019).

Sementara itu, aktivitas manufaktur telah menyusut di sebagian besar wilayah Eropa dan Asia untuk periode Juni, sedangkan pertumbuhan manufaktur AS berangsur pulih.

Akibat hal tersebut telah mendorong para pembuat kebijakan dunia berada di bawah tekanan untuk mencegah resesi. "Oleh karena itu, data yang lemah telah memberi investor pengingat adanya risiko resesi di depan mata sehingga itu yang telah mendorong aset safe haven emas," papar Margaret.

Walaupun demikian, kenaikan emas dibatasi oleh penguatan dolar AS yang telah bergerak di dekat level tertingginya dalam lebih dari sepekan ini. Hal tersebut didukung oleh kesepakatan AS dan China yang akan melanjutkan perundingan dagang untuk menyelesaikan perang dagang yang telah terjadi sejak tahun lalu.

Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan bahwa harga emas berpeluang turun kembali dalam jangka pendek seiring dengan pasar yang tengah menantikan pidato anggota The Fed Jhon Williams.

"Jika dia memberikan pernyataan yang mendukung sikap Fed Powel baru-baru ini yang meredakan ekspektasi untuk adannya pengurangan suku bunga, maka berpotensi menjadi sentimen negatif tambahan untuk harga emas," ujar Faisyal seperti dikutip dari publikasi risetnya, Selasa (2/7/2019).

Dia memproyeksikan, level support terdekat emas saat ini berada di US$1.383 per troy ounce dan pergerakan yang menembus ke bawah dari level tersebut berpeluang memicu penurunan emas lanjutan menuju ke US$1.378 per troy ounce sebelum mengincar support kuat di US$1.370 per troy ounce.

Sebaliknya, level resisten emas terdekat berada di level US$1.391 per troy ounce dan pergerakan yang mampu melampaui di atas level tersebut berpeluang memicu kenaikan emas lanjutan menuju ke US$1.396 per troy ounce sebelum menargetkan ke area resisten kunci di US$1.405 per troy ounce. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper