Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembelian oleh Bank Sentral Dorong Permintaan Emas Global di Kuartal I/2019

Permintaan emas sepanjang kuartal I/2019 berhasil naik didorong oleh meningkatnya permintaan dari pembelian emas oleh bank sentral sebagai bentuk diversifikasi aset cadangan devisa, menjauh dari dolar AS.
Harga emas/Reuters
Harga emas/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan emas sepanjang kuartal I/2019 berhasil naik didorong oleh meningkatnya permintaan dari pembelian emas oleh bank sentral sebagai bentuk diversifikasi aset cadangan devisa, menjauh dari dolar AS.

Berdasarkan laporan World Gold Council yang dirilis pada Kamis (2/5/2019), pembelian emas oleh bank sentral terus berlanjut. Sepanjang kuartal I/2019 cadangan emas global berhasil naik 68% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, mencapai 145,5 ton.

Pembelian emas oleh bank sentral tersebut menjadi kenaikan tertinggi dalam 6 tahun terakhir atau sejak 2013 yang dipimpin oleh pembelian berasal dari Rusia dan China.

Adapun, Bank Sentral Rusia masih bertahan menjadi pembeli terbesar di dunia karena negara tersebut tengah mengurangi kepemilikian tresuri Amerika serikat sebagai bagian dari upaya pengurangan ketergantungan dolar AS.

Rusia menambahkan 55,3 ton emas dalam cadangan devisanya pada kuartal pertama tahun ini, kemudian disusul oleh China yang menambahkan 33 ton emas dalam cadangan devisanya sepanjang kuartal awal tahun ini.

Kepala Intelijen Pasar World Gold Council Alistair Hewitt mengatakan bahwa pihaknya telah melihat kelanjutan dari permintaan yang kuat dari bank sentral. "Kami mengharapkan tahun yang baik untuk pembelian emas oleh bank sentral, meskipun saya akan terkejut jika pembelian bank sentral tahun ini akan sama seperti pembelian emas oleh bank sentral pada 2018," ujar Alistair dikutip dari keterangan resminya, Kamis (1/5/2019).

Pada 2018, pembelian emas oleh bank sentral melonjak 74% secara year on year karena mayoritas bank sentral berusaha untuk mendiversifikasi bentuk cadangan devisanya.

Hal tersebut dilakukan akibat meningkatnya tekanan ekonomi makro dan geopolitik sepanjang tahun lalu sehingga bertujuan untuk memperkuat cadangan emas mereka sebagai aset lindung nilai. Faktor yang mendorong pembelian emas oleh bank sentral pada 2018 tersebut dianggap masih relevan hingga awal tahun ini sehingga pembelian emas oleh bank sentral pada awal tahun masih cukup tinggi.

Selain pembeli reguler seperti Kazakhstan dan Turki dengan masing-masing membelian emas sebanyak 11,2 ton dan 40,1 ton pada kuartal I/2019, sepanjang periode  tersebut terlihat beberapa negara yang menambah cadangan emas untuk pertama kalinya dalam kurun waktu yang cukup lama.

Ekuador, contohnya, membeli emas untuk pertama kalinya sejak 2014 sebesar 10,6 ton dan India yang melanjutkan pembeliannya sejak 2018 setelah 9 tahun hiatus dengan membeli sekitar 8,4 ton pada kuartal I/2019.

Selain itu, permintaan juga ditambah dengan pembelian yang cukup besar oleh Qatar dan Kolombia dengan masing-masing pembelian 9,4 ton dan 6,1 ton.

Pembeli didominasi oleh negara-negara yang ingin mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS dan biasanya dilakukan oleh negara dengan pangsa cadangan emas yang lebih rendah daripada negara-negara di Eropa Barat.

Adapun, pembelian emas oleh bank sentral telah menjadi dukungan utama untuk pertumbuhan permintaan emas sepanjang kuartal I/2019. Permintaan emas tersebut telah membantu mengimbangi permintaan yang lebih rendah dari investor batangan dan koin serta dari pengguna industri logam.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (2/5/2019) pukul 15.56 WIB, emas di bursa Comex diperdagangkan pada level US$1.271 per troy ounce, melemah 0,96%. Secara year to date, emas telah bergerak melemah 0,73%.

Sementara itu, harga emas di pasar spot bergerak pada level US$1.271,10 per troy ounce, turun 0,44%. Sepanjang tahun berjalan, emas telah bergerak melemah 0,89%.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper