Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA 2018: Laba Bersih Buana Lintas Lautan (BULL) Tumbuh 58,1%

Meski pos beban mengalami kenaikan, tapi emiten pelayaran PT Buana Lintas Lautan Tbk. mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 58,1% sepanjang 2018.
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pelayaran PT Buana Lintas Lautan Tbk. mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 58,1% sepanjang 2018.

Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan di harian Bisnis Indonesia, Senin (1/4/2019), emiten berkode saham BULL tersebut mencetak laba yang dapat diatribusikan kepada milik entitas induk senilai US$13,51 juta pada 2018, melonjak 58,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sekitar US$8,54 juta.

Peningkatan pendapatan yang cukup besar mampu menopang laba bersih, meski ada kenaikan di sisi beban. Tahun lalu, perseroan membukukan pendapatan sebesar US$85,43 juta, naik 31,25% dari US$65,09 juta pada 2017.

Adapun beban langsung tercatat tumbuh 40,82% secara year-on-year (yoy) menjadi US$51,84 juta, dari sebelumnya US$36,81 juta.

Laba kotor emiten yang berfokus pada bisnis kapal angkut itu yakni US$33,58 juta pada 2018, tumbuh 18,7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya US$28,27 juta.

Perusahaan yang dulunya bernama PT Buana Listya Tama Tbk. itu juga menanggung rugi kurs mata uang non fungsional bersih sebesar US$25.673. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, BULL memperoleh untung hingga US$51.465.

Kenaikan beban pun terjadi di pos beban keuangan, di mana jumlahnya meningkat menjadi US$9,89 juta dari sebelumnya US$8,92 juta.

Di sisi lain, liabilitas BULL turun 11,03% menjadi US$136,16 juta dari sebelumnya US$153,05 juta. Namun, ekuitas tumbuh 22,66% menjadi US$193,81 juta, dari US$158,01 juta pada 2017.

Total aset pun naik 6,08% menjadi senilai US$329,97 juta, dibandingkan posisi 2017 yang sekitar US$311,06 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper