Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Karet Anjlok Lebih dari 2 Persen

Harga karet di bursa Tokyo anjlok lebih dari 2% pada perdagangan hari, Kamis (28/3/2019), di tengah lesunya prospek permintaan akibat tertekan kekhawatiran pertumbuhan global.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet di bursa Tokyo anjlok lebih dari 2% pada perdagangan hari, Kamis (28/3/2019), di tengah lesunya prospek permintaan akibat tertekan kekhawatiran pertumbuhan global.

Berdasarkan data Bloomberg, harga karet untuk kontrak Agustus 2019 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom) ditutup anjlok 2,08% atau 3,80 poin di level 179,20 yen per kg dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (27/3), harga karet kontrak Agustus mampu berakhir di zona positif dengan kenaikan 0,44% atau 0,80 poin di level 183 yen per kg.

Adapun harga karet untuk kontrak yang lebih aktif, September 2019, hari ini ditutup anjlok 2,45% atau 4,50 poin di level 181,30 yen per kg, setelah mampu berakhir naik 1,14% di posisi 185,80 pada Rabu.

Sejalan dengan harga karet di Tokyo, harga karet untuk kontrak teraktif Mei 2019 di Shanghai Futures Exchange ditutup melorot 1,62% atau 185 poin di level 11.265 yuan per ton pada perdagangan hari ini.

Dilansir Bloomberg, harga karet di dua bursa komoditas tersebut kompak melemah ketika kekhawatiran pertumbuhan global, kenaikan harga obligasi, dan pelemahan pasar saham menggerus permintaan untuk komoditas.

Harga obligasi naik di Asia seiring dengan menguatnya obligasi global akibat spekulasi pemangkasan tingkat suku bunga.

Sementara itu, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun level terendahnya sejak Desember 2017 saat para pedagang mempertimbangkan langkah pelonggaran kebijakan oleh Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve.

Imbal hasil obligasi Australia bertenor tiga tahun turun ke rekornya, sedangkan imbal hasil obligasi Selandia Baru bertenor 10 tahun tergelincir di bawah suku bunga acuan bank sentral negeri tersebut untuk pertama kalinya.

Tekanan terhadap harga karet diperburuk oleh surplus produksi.  Jumlah persediaan karet di Shanghai dilaporkan naik 0,8% menjadi 443.798 ton pekan lalu, level tertinggi sejak 15 November. Kondisi suplai yang berlebih tersebut dinilai akan mempersulit karet untuk melonjak.

Sedikit membatasi pelemahan harga karet di Shanghai hari ini, Perdana Menteri China Li Keqiang menyatakan ekonomi China, konsumen terbesar karet di dunia untuk pembuatan ban, menunjukkan tanda-tanda stabilitas di tengah stimulus yang ditargetkan. Kendati demikian, terdapat ancaman baru dari kelesuan pada permintaan global.

Pergerakan Harga Karet Kontrak Agustus 2019 di Tocom

Tanggal                             

Harga (Yen/Kg)              

Perubahan

28/3/2019

179,20

-2,08%

27/3/2019

183,00

+0,44%

26/3/2019

182,20

-0,92%

25/3/2019

183,90

-3,11%

22/3/2019

189,80

-1,15%

Sumber: Bloomberg  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper