Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet di bursa Tokyo menguat ke level penutupan tertinggi dalam satu tahun terakhir pada perdagangan hari ini, Senin (4/3/2019), didorong optimisme kesepakatan perdagangan AS- China.
Berdasarkan data Bloomberg, harga karet untuk kontrak teraktif Agustus 2019 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom) ditutup menguat 1.08% atau 2,20 poin di level 206,20 yen per kg dari level penutupan sebelumnya.
Pada perdagangan Jumat pekan lalu (1/3), harga karet kontrak Agustus ditutup melonjak 1.59% atau 3,20 poin di level 204,00 yen per kg.
Harga karet melanjutkan penguatannya saat mengawali sesi dengan penguatan 0,29% atau 0,6 poin ke level 204,60 yen per kg. Sepanjang perdagangan hari ini, harga karet bergerak pada level 203,70-209,50 yen per kg.
Di Shanghai Futures Exchange, harga karet untuk kontrak teraktif Mei 2019 juga berakhir menguat 0,4% atau 50 poin ke level 12.700 yuan per ton, setelah ditutup menguat 1,16% atau 145 poin ke level 12.650 pada perdagangan Jumat (1/3).
Dilansir Bloomberg, harga karet menguat di tengah optimisme bahwa Amerika Serikat (AS) dan China semakin dekat dengan kesepakatan untuk mengakhiri perang perdagangan antara kedua negara.
Berdasarkan dua sumber yang dikutip Bloomberg, pejabat China menjelaskan dalam serangkaian negosiasi dengan AS dalam beberapa pekan terakhir bahwa menghapus tarif atas barang-barang China senilai US$ 200 miliar dengan cepat diperlukan untuk menyelesaikan kesepakatan.
Salah satu poin yang tersisa adalah apakah tarif akan segera dicabut atau memberikan waktu agar AS dapat memantau apakah China memenuhi kewajibannya.
Sebagai bagian dari kesepakatan, China berjanji untuk mempercepat jadwal penghapusan batasan kepemilikan asing pada perusahaan otomotif, dan akan mengurangi tarif impor kendaraan hingga di bawah 15%, menurut Wall Street Journal.
Pergerakan Harga Karet Kontrak Agustus 2019 di Tocom
Tanggal | Harga (Yen/Kg) | Perubahan |
4/3/2019 | 206,20 | +1,08% |
1/3/2019 | 204,00 | +1,59% |
28/2/2019 | 200,80 | 0% |
27/2/2019 | 200,80 | +0,85% |
Sumber: Bloomberg
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
