Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data PDB AS Optimis, Dolar AS Menguat

Pergerakan indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mengukur kekuatan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, pagi ini terpantau menguat 0,094 poin atau 0,1% ke level 96,251 pada pukul 10.22 WIB.
Dolar AS./.Bloomberg
Dolar AS./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Dolar Amerika Serikat mencapai level tertinggi dalam 10 pekan terakhir terhadap yen pada perdagangan Jumat (1/3/2019) berkat lonjakan imbal hasil Treasury setelah data produk domestik bruto AS melampaui ekspektasi.

Pergerakan indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mengukur kekuatan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, pagi ini terpantau menguat 0,094 poin atau 0,1% ke level 96,251 pada pukul 10.22 WIB.

Sebelumnya, indeks dolar AS dibuka di zona hijau dengan penguatan 0,06% atau 0,056 poin ke level 96,213, setelah pada akhir perdagangan Kamis (28/2/2019) ditutup menguat meski hanya 0,003 ke level 96,157.

Terhadap yen Jepang, dolar AS terpantau menguat 0,28% atau 0,31 poin ke level 111,7 yen per dolar AS pada pukul 10.38 WIB.

Sebelumnya, dolar AS sempat melemah ketika euro menguat karena meningkatnya harapan bahwa ekonomi Eropa mungkin telah berubah ke arah positif.

Tetapi dolar berhasil berbalik menguat setelah data menunjukkan produk domestik bruto AS meningkat 2,6 persen pada kuartal keempat, di atas perkiraan ekonom yang memperkirakan kenaikan 2,3%.

Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun berada di level 2,716% setelah melonjak menjadi 2,731% pada Kamis, tertinggi sejak 6 Februari.

"Dolar menguat setelah imbal hasil obligasi Treasury naik dengan setelah data PDB AS yang kuat," kata Junichi Ishikawa, analis valas di IG Securities, seperti dikutip Reuters.

"Respons kuat terhadap data PDB AS menunjukkan bahwa pasar saat ini fokus pada fundamental, bukan pada faktor geopolitik," lanjutnya.

Dolar sempat mengalami penurunan singkat terhadap yen karena ketegangan antara India dan Pakistan berkobar dan pertemuan puncak antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berakhir tanpa kesepakatan.

Namun mata uang AS mampu berbalik menguat dan saat ini berada di jalur untuk kenaikan mingguan 0,9% terhadap yen..

"Meskipun The Fed secara efektif menyatakan pada Januari bahwa pihaknya siap untuk menghentikan kenaikan suku bunga, serangan aksi jual dolar hanya berlangsung singkat," kata Daisuke Karakama, kepala ekonom Mizuho Bank.

"Bahkan ketika proses normalisasi kebijakan The Fed melambat, dolar tampaknya akan menguat selama bank sentral Eropa dan Jepang terjebak dengan kebijakan saat ini," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper