Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Emiten Rokok Dongkrak IHSG Naik Hampir 1%

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mematahkan koreksinya dan berakhir di zona hijau dengan penguatan hampir 1% pada perdagangan hari ini, Jumat (1/3/2019).
Pengunjung mengambil foto monitor perdagangan harga saham di Jakarta, Jumat (1/2/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pengunjung mengambil foto monitor perdagangan harga saham di Jakarta, Jumat (1/2/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mematahkan koreksinya dan berakhir di zona hijau dengan penguatan hampir 1% pada perdagangan hari ini, Jumat (1/3/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup menguat 0,88% atau 56,54 poin ke level 6.499,88 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Kamis (28/2), IHSG berakhir di level 6.443,35 dengan pelemahan 1,26% atau 82,33 poin, koreksi hari kedua berturut-turut.

IHSG mulai rebound dari pelemahannya dengan dibuka naik 0,39% atau 25,27 poin di level 6.468,62 pagi tadi. Kenaikan IHSG pada akhir perdagangan hari ini sekaligus adalah yang terbesar setelah naik 1,7% pada 18 Februari.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.466,16 – 6.505,09.

Delapan dari sembilan sektor berakhir di zona hijau, dipimpin sektor konsumer dan infrastruktur yang masing-masing naik 2,36% dan 1,32%. Adapun sektor industri dasar berakhir turun tipis 0,07%.

Dari 628 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 218 saham menguat, 173 saham melemah, dan 237 saham stagnan.

Saham emiten konsumer yakni PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang masing-masing naik 3,16% dan 7,41% pun menjadi pendorong utama atas penguatan IHSG hari ini.

Indeks Harga Konsumen (IHK) per Februari 2019 menunjukkan posisi deflasi sebesar 0,08%, seiring dengan penurunan harga bahan makanan dan bensin. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ini merupakan deflasi pertama untuk Februari dalam dua tahun terakhir.
 
Sementara itu, IHK secara tahunan atau year-on-year (yoy) tercatat sebesar 2,57% dan inflasi tahun kalender atau year-to-date (ytd) sebesar 0,24%.  

Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti menuturkan deflasi ini merupakan deflasi Februari pertama sejak 2016, dimana inflasi saat itu mencapai 0,09%.
 
“Secara tahunan, inflasi 2,57% ini lebih rendah dibandingkan dua tahun sebelumnya," ungkapnya dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta.
 
Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi 0,31% dengan andil 0,06%, dengan pendorong inflasi antara lain nasi dengan lauk yang mengalami inflasi 0,01% dan rokok kretek 0,01%.

“Kenaikan harga tembakau pada bulan Februari menunjukkan pada kemampuan perusahaan-perusahaan rokok untuk menaikkan harga bahkan dalam kondisi deflasi,” ujar analis Sinarmas Sekuritas Wilbert Ham, pascarilis laporan tersebut, seperti dikutip Bloomberg.

Menurutnya, margin untuk produsen rokok akan meningkat jika dapat menaikkan harga karena pemerintah menahan cukai tembakau tetap flat tahun ini.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 ikut rebound dan berakhir menguat 0,80% atau 4,47 poin di level 565,52, setelah ditutup merosot 1,72% atau 9,79 poin di posisi 561,05 pada Kamis (28/2).

Indeks saham lainnya di Asia mayoritas juga berakhir menguat. Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing ditutup naik 0,50% dan 1,02%%.

Dua indeks saham utama di China, Shanghai Composite dan CSI 300 berakhir menguat masing-masing sebesar 1,80% dan 2,19%. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong ditutup naik 0,63%.

Bursa saham pasar negara berkembang (emerging market) naik untuk pertama kalinya dalam empat sesi perdagangan. Indeks saham MSCI emerging market naik 0,3%, meskipun tetap berada di jalur penurunan mingguan sebesar 0,5%.

Penguatannya didorong oleh bursa saham China, yang didongkrak progres proses internasionalisasi saham domestik negeri tersebut.

Penyedia indeks global, MSCI, menggandakan empat kali lipat bobot saham China daratan dalam indeks acuan globalnya tahun ini. Langkah disebut dapat menarik arus masuk asing baru senilai lebih dari US$80 miliar ke dalam negara berkekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Di sisi lain, aktivitas manufaktur China berkontraksi untuk bulan ketiga berturut-turut pada Februari tetapi dengan laju yang lebih lambat, ditunjang peningkatan dalam manufaktur domestik, menurut laporan Caixin yang dirilis hari ini.

Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers’ Index/PMI) manufaktur Caixin/Markit untuk Februari naik menjadi 49,9 dari 48,3 pada Januari.

Meski masih bertahan di bawah level 50 yang menandakan kontraksi untuk bulan ketiga, angka PMI tersebut lebih baik ketimbang proyeksi ekonom dalam survey Reuters yakni 48,5.

Angka PMI Caixin juga lebih optimistis daripada angka yang dirilis survei resmi pada Kamis (28/2/2019) yang menunjukkan anjloknya sentimen bisnis di sektor ini turun ke level terendah dalam tiga tahun dan merosotnya pesanan ekspor ke level terendah dalam satu dekade.

Sebelumnya, Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa ekonomi AS melambat lebih kecil dari ekspektasi pada kuartal IV/2018. Pertumbuhan secara tahunan untuk kuartal tersebut mencapai 2,6%, lebih besar dari proyeksi sebesar 2,2% meskipun lebih rendah dari pertumbuhan pada kuartal III sebesar 3,4%.

Pertumbuhan yang lebih baik dari perkiraan pada kuartal keempat itu berhasil mendorong produk domestik bruto (PDB) AS naik 2,9% untuk tahun tersebut, sedikit di bawah target yang ditetapkan pemerintahan Trump yakni 3%.

“Selain data AS, yang menunjukkan bahwa ekonomi berjalan baik dan tidak terlalu buruk, kita melihat data China ini, sehingga membantu sentimen menjadi lebih baik,” ujar Ayako Sera, pakar strategi di Sumitomo Mitsui Trust Bank Ltd.

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

HMSP

+3,16

GGRM

+7,41

TLKM

+1,30

FREN

+7,75

BBNI

+1,99

Saham-saham penekan IHSG:                   

Kode

(%)

BDMN

-7,33

CPIN

-2,40

PGAS

-1,97

INPP

-11,90

BBTN

-3,29

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper