Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Global Terbebani Data China, Bursa Eropa Berhasil Naik 0,1%

Bursa Eropa mampu pulih dari pelemahannya pada perdagangan Kamis (28/2/2019), saat pasar saham global keseluruhan terbebani sentimen data ekonomi China yang lesu dan beragam kabar tentang progres perundingan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Indeks Stoxx 600/Reuters
Indeks Stoxx 600/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa mampu pulih dari pelemahannya pada perdagangan Kamis (28/2/2019), saat pasar saham global keseluruhan terbebani sentimen data ekonomi China yang lesu dan beragam kabar tentang progres perundingan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Berdasarkan data Reuters, indeks Stoxx 600 Eropa ditutup naik tipis 0,1% setelah sempat terbebani di zona merah sepanjang sesi tersebut. Pada perdagangan Rabu (27/2), indeks saham acuan Eropa ini berakhir turun 0,3%.

Namun indeks MSCI All-Country World turun 0,3% menuju penurunan hari ketiga berturut-turut meskipun moderat.

Pemberitaan mengenai terhentinya perundingan Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tanpa kesepakatan mengenai denuklirisasi sebelumnya mendorong investor menghindari aset berisiko dan beralih pada aset safe haven seperti mata uang franc Swiss.

Nilai tukar franc Swiss menguat 0,4% terhadap dolar AS, menyusul laporan tentang hasil pertemuan kedua pemimpin itu di Hanoi, Vietnam, pada Kamis (28/2/2019). Adapun mata uang euro naik 0,1% terhadap dolar AS.

Pada saat yang sama, rilis data ekonomi terbaru China menunjukkan aktivitas pabrik Negeri Panda berkontraksi ke level terendah dalam tiga tahun dan pesanan ekspornya turun dengan laju tercepat sejak krisis keuangan global satu dekade lalu.

Fakta ini menambah kekhawatiran pasar tentang perlambatan ekonomi China dan dampaknya terhadap pasar global.

“Ada banyak langkah-langkah stimulus di Cina, dan itu masih belum muncul dalam jumlah sesegera yang orang-orang inginkan,” ujar Keith Lerner, kepala strategi pasar di SunTrust Advisory Services di Atlanta, seperti dikutip Reuters.

Berkurangnya optimisme atas perundingan perdagangan AS-China juga mengurangi sentimen untuk aset berisiko.

Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan kantornya mengambil langkah-langkah hukum mengimplementasikan pengumuman Trump pada hari Minggu (24/2/2019) untuk menunda kenaikan tarif terhadap barang-barang China senilai lebih dari US$200 miliar yang telah dijadwalkan mulai berlaku pada Jumat (1/3/2019).

Kendati demikian, kantor yang dipimpin Lighthizer kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa langkah itu tidak mengabaikan ancaman kenaikan tarif menjadi 25% dari 10%.

Di sisi lain, di Wall Street, data menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan pada kuartal keempat sehingga membantu mengimbangi kekhawatiran soal China.

Produk domestik bruto (PDB) AS naik 2,9 persen untuk tahun tersebut, hanya sedikit di bawah target 3% yang ditetapkan oleh pemerintahan Trump.

“Angka-angka itu keluar dengan cukup kuat,” ujar Mona Mahajan, pakar strategi investasi AS di Allianz Global Investors di New York. “Belum ada banyak reaksi karena ketidakpastian geopolitik di headline.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper