Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Adira Finance Tumbuh 29%

Adira Dinamika Multi Finance (Adira Finance) mencatatkan pertumbuhan laba bersih hingga 29% pada 2018. Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli mengatakan pihaknya membukukan laba bersih sebesar Rp1,82 triliun pada tahun lalu.
Direktur Utama Adira Finance, Hafid Hadeli (tengah) didampingi jajaran direksi dan manajemen Adira Finance memperlihatkan tampilan aplikasi AKSES Adira Finance di acara peluncuran Akses Adira Finance, Rabu (21/3/2018). /Bisnis.com-Yusran
Direktur Utama Adira Finance, Hafid Hadeli (tengah) didampingi jajaran direksi dan manajemen Adira Finance memperlihatkan tampilan aplikasi AKSES Adira Finance di acara peluncuran Akses Adira Finance, Rabu (21/3/2018). /Bisnis.com-Yusran

Bisnis.com, JAKARTA – PT Adira Dinamika Multi Finance (Adira Finance) mencatatkan pertumbuhan laba bersih hingga 29% pada 2018.

Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli mengatakan pihaknya membukukan laba bersih sebesar Rp1,82 triliun pada tahun lalu. Realisasi itu bertumbuh sebesar 29% dibandingkan tahun 2017 (year-on-year/yoy).

 “Secara keseluruhan, kami puas telah membukukan pertumbuhan laba bersih yang kuat yang mencapai Rp1,8 triliun,” ujarnya, Jumat (15/2/2019).

Pertumbuhan laba bersih anak usaha emiten pembiayaan dengan kode saham ADMF ini didorong oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 12% menjadi sebesar Rp10,9 triliun, sedangkan beban bunga hanya tumbuh sebesar 3%.

Pada periode yang sama, jelas Hafid, anak usaha PT Bank Danamon Indonesia Tbk. di bidang multifinance ini membukukan pembiayaan baru senilai Rp38,2 triliun. Realisasi itu pun tumbuh sebesar 17% (yoy).

Dengan begitu, piutang yang dikelola perseroan tumbuh 13% menjadi Rp51,3 triliun pada 2018.

Di sisi lain, biaya operasi naik menjadi Rp3,4 triliun, terutama didorong oleh kenaikan gaji dan tunjangan dengan penyesuaian upah minimum regional, penyesuaian gaji tahunan serta pelatihan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Hafid menjelaskan secara umum pertumbuhan kinerja ADMF ditopang oleh pembiayaan kendaraan baru baik roda dua maupun empat.

Pada 2018, pembiayaan mobil ADMF meningkat 23% (yoy) menjadi Rp 16,8 triliun. Realisasi itu didorong oleh pembiayaan mobil baru yang tumbuh sebesar 27% (yoy)  menjadi Rp10 triliun. Sementara itu, pembiayaan untuk segmen mobil bekas tumbuh sebesar 18% menjadi Rp6,8 triliun.

“Dengan demikian, kami dapat meningkatkan pangsa pasar pada pembiayaan mobil hingga mencapai sebesar 4,8% dari total penjualan mobil domestik di tahun 2018.”

Untuk kendaraan roda dua, ADMF pada tahun lalu membukukan pembiayaan senilai Rp19,0 triliun atau meningkat sebesar 15% (yoy). Pertumbuhan ini terjadi lantaran peningkatan pembiayaan motor baru sebesar 20% (yoy).

“Sehingga kami membukukan kenaikan pangsa pasar sebesar 60 bps (basis points) menjadi 11,8% di tahun 2018,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper