Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Langkah Pemerintah China Dorong Bursa Asia, IHSG Menguat di Akhir Sesi I

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,25% atau 15,67 poin ke level 6.351,79 pada akhir sesi I, setelah dibuka rebound dengan penguatan 0,17% atau 10,98 poin di posisi 6.347,10.
Karyawan dan pelaku usaha berada di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Karyawan dan pelaku usaha berada di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan menguat hingga akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (15/1/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,25% atau 15,67 poin ke level 6.351,79 pada akhir sesi I, setelah dibuka rebound dengan penguatan 0,17% atau 10,98 poin di posisi 6.347,10.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.333,64 – 6.365,01. IHSG rebound setelah pada perdagangan Senin (14/1) ditutup melemah 0,4% atau 25,34 poin ke level 6.336,12.

Enam dari sembilan sektor menetap di zona hijau, dipimpin oleh sektor properti yang menguat 1,33%, disusul sektor infrastruktur dengan penguatan 0,66%.

Di sisi lain, sektor pertanian melemah paling tajam sebesar 0,26%, di antara tiga sektor menahan penguatan IHSG lebih lanjut.

Sebanyak 206 saham menguat, 153 saham melemah, dan 266 saham stagnan dari 625 saham yang diperdagangkan.

Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) menjadi penopang utama terhadap IHSG di akhir sesi I dengan penguatan masing-masing 1,13% dan 2,84%.

Sebaliknya, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Astra International Tbk. (ASII) yang masing-masing menguat 1,06% dan 0,61% menjadi penekan utama sekaligus membatasi besarnya penguatan IHSG.

Indeks saham lainnya di kawasan Asia mayoritas menguat siang ini, di antaranya indeks FTSE Straits Times Singapura naik 1,41% dan indeks SET Thailand yang menguat 0,09%.

Dilansir Reuters, bursa saham Asia menguat, dipimpin oleh kenaikan pada bursa saham China karena Beijing mengisyaratkan langkah-langkah untuk menstabilkan ekonomi yang melambat.

Indeks Shanghai Composite menguat 0,74%, indeks CSI 300 naik 1,23%, dan indeks Hang Seng menguat 1,56%. Adapun indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang menguat masing-masing 0,88% dan 0,91%.

Pemerintah China mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya akan untuk mencapai "awal yang baik" pada kuartal pertama untuk ekonomi dalam sinyal langkah-langkah yang lebih meningkatkan pertumbuhan.

Televisi pemerintah juga mengutip pernyataan Perdana Menteri China Li Keqiang yang mengatakan pemerintah berusaha untuk menciptakan kondisi yang membantu mencapai tujuan ekonomi tahun ini.

Langkah pemerintah ini dilakukan setelah data ekspor China secara tak terduga turun pada bulan Desember, sementara impor juga mengalami kontraksi tajam.

Saham siklis memimpin kenaikan di wilayah tersebut, dengan saham finansial Australia mencapai level tertinggi tujuh pekan sementara saham produsen mesin dan elektronik Jepang naik ke level tertinggi dalam hampir empat pekan terakhir.

"Sangat menarik bahwa saham siklis memimpin kenaikan hari ini. Tampaknya beberapa investor mulai membeli saham tersebut dan menghiraukan perlambatan ekonomi terakhir," kata Nobuhiko Kuramochi, analis Mizuho Securities, seperti dikutip Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper