Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Ekonomi China Tekan Bursa Asia, IHSG Melemah di Akhir Sesi I

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,86% atau 54,87 poin ke level 6.306,59 pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya, setelah dibuka dengan pelemahan 0,16% atau 19,26 poin di posisi 6.351,33.
Karyawan beraktivvitas di dekat papan penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (7/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan beraktivvitas di dekat papan penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (7/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus tertekan di zona merah hingga akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (14/1/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,86% atau 54,87 poin ke level 6.306,59 pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya. IHSG dibuka dengan pelemahan 0,16% atau 19,26 poin di posisi 6.351,33.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.306,39 – 6.359,87.

IHSG berbalik melemah dari penguatan tiga hari berturut-turut setelah pada perdagangan Jumat (11/1) ditutup menguat 0,52% atau 32,75 poin ke level 6.361,46.

Seluruh sembilan sektor menetap di zona merah, didorong oleh sektor aneka industri yang turun 1,86%, ditutup sektor industri dasar yang melemah 1,3%.

Sebanyak 153 saham menguat, 228 saham melemah, dan 244 saham stagnan dari 625 saham yang diperdagangkan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi penekan utama terhadap IHSG pada akhir sesi I dengan pelemahan 1,71%, disusul PT Astra International Tbk (ASII) yang melemah 2,41%.

Sebaliknya, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Pan Indonesia Tbk. (PNBN) yang masing-masing menguat 0,27% dan 3% menjadi penopang utama sekaligus membatasi besarnya pelemahan IHSG.

Indeks saham lainnya di kawasan Asia mayoritas melemah siang ini, di antaranya indeks FTSE Straits Times Singapura yang turun 0,42% dan indeks SET Thailand yang melemah 0,57%.

Sementara itu, indeks Shanghai Composite turun 0,53%, indeks CSI 300 melemah 0,70%, dan indeks Hang Seng merosot 1,62%. Adapun indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang tidak membuka perdagangan karena libur nasional.

Dilansir Reuters, bursa Asia tergelincir menyusul kontraksi mengejutkan pada data ekspor China yang meningkatkan kekhawatiran perlambatan yang lebih tajam dalam pertumbuhan global dan laba perusahaan.

Berdasarkan data Administrasi Bea Cukai China, impor turun 7,6% pada Desember dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, jauh lebih rendah dari estimasi analis yang memperkirakan kenaikan 5%.

Sementara itu, ekspor China secara tak terduga turun 4,4%, berbanding terbalik dari estimasi analis yang memperkirakan kenaikan 3%.

Data ekonomi yang mengecewakan memperkuat kekhawatiran tarif bahwa AS untuk barang-barang China mulai berdampak besar pada ekonomi. Melemahnya permintaan di China sudah dirasakan di seluruh dunia, dengan melambatnya penjualan barang mulai dari iPhone hingga mobil.

"Kami percaya pertumbuhan perdagangan tahun depan akan melambat secara signifikan di tengah ketidakpastian yang besar," tulis analis Citi dalam sebuah catatan, yang memperkirakan ekspor dan impor China masing-masing turun 5,1% dan 6,8% tahun ini.

"Ketidakpastian yang signifikan masih ada, terlepas pada apakah akan ada  kesepakatan perdagangan AS-China setelah 1 Maret," tambah mereka.

Kekhawatiran tersebut mengirim indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang turun 1% dari level tertinggi 1,5 bulan yang dicapai pada Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper