Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Kelolaan Reksa Dana Berbasis Dolar AS Menggemuk

Kinerja dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksa dana bedenominasi dolar Amerika Serikat pada tahun ini diprediksi terus bertumbuh, setelah pada tahun lalu mampu mengungguli pencapaian industri.
Ilustrasi dolar AS/Antara-Wahyu Putro A
Ilustrasi dolar AS/Antara-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksa dana bedenominasi dolar Amerika Serikat pada tahun ini diprediksi terus bertumbuh, setelah pada tahun lalu mampu mengungguli pencapaian industri.

Berdasarkan data Infovesta Utama, total AUM reksa dana berdenominasi dolar AS mengalami kenaikan dari 37,38% dari US$1,44 miliar pada akhir Desember 2017 menjadi US$1,98 miliar pada akhir November 2018. Peningkatan jumlah dana kelolaan berbanding lurus dengan pertumbuhan jumlah unit penyertaan sebesar 47,17%.

Adapun, pencapaian tersebut melampaui pencapaian dana kelolaan industri reksa dana. Data OJK menunjukkan nilai aktiva bersih (NAB) industri reksa dana per akhir tahun lalu mencapai Rp505,39 triliun, naik sebesar 10,46% dibandingkan 2017. 

Reksa dana terproteksi menjadi kontributor terbesar dalam kenaikan nilai AUM produk berdenominasi dolar AS pada akhir November 2018 dengan total pertumbuhan US$356,60 juta atau setara 85,82% dibandingkan dengan nilai AUM pada akhir Desember 2017. Peningkatan jumlah AUM reksa dana jenis ini seiring dengan peningkatan jumlah unit penyertaan sebesar 87,34%.

Adapun, reksa dana saham menjadi penyumbang terbesar kedua pertumbuhan AUM pada akhir November 2018 dengan total pertumbuhan US$209,39 juta. Jenis reksa dana lain yang turut berkontribusi dalam pertumbuhan yaitu reksa dana pasar uang dengan penambahan US$3,73 juta.

Sementara itu, reksa dana pendapatan tetap dan campuran mengalami penurunan AUM masing-masing sebesar US$20,95 juta dan US$10,41 juta.

Head of Investment Research PT Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan bahwa kenaikan dana kelolaan produk berbasis dolar AS didukung oleh kinerja reksa dana berbasis syariah atau global syariah bond yang cukup populer di kalangan investor pada 2018.

Selain itu, pengaruh penguatan dolar juga juga mempengaruhi terjadinya peningkatan AUM pada akhir 2018. 

“Salah satunya iya [penguatan dolar AS], yang jelas ketika dolar naik kinerja lebih menarik, meskipun secara kinerja yang global syariah bond rata-rata negatif kalau tahun lalu,” ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (7/1/2019).

Dia menilai bahwa pada 2019 akan terjadi rebound setelah pada tahun sebelumnya kinerja pasar saham menunjukkan tren negatif. Menurutnya, pasar global pada tahun depan akan membaik sehingga berimbas pada kinerja negara emerging market.

“The Fed tidak akan terlalu agresif menaikkan suku bunga, ini bisa membantu pasar saham untuk bisa menjadi positif,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper