Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Menguat, IHSG Terus Terkerek Pada Awal Dagang

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menguat pada awal perdagangan hari ini, Selasa (8/1/2019).
Karyawan melintas di dekat papan penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (7/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan melintas di dekat papan penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (7/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menguat pada awal perdagangan hari ini, Selasa (8/1/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,37% atau 23,49 poin ke level 6.310,71 pada pukul 09.24 WIB, setelah dibuka dengan kenaikan tipis 0,08% atau 5,04 poin di posisi 6.292,26.

Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak di level 6.291,72 – 6.316,24. Kenaikan IHSG berlanjut setelah berakhir menguat 0,2% atau 12,68 poin di posisi 6.287,22 pada perdagangan Senin (7/1/2019).

Delapan dari sembilan sektor terpantau bergerak positif pagi ini, dipimpin sektor aneka industri (+0,81%), industri dasar (+0,57%), dan tambang (+0,48%). Adapun pertanian menjadi satu-satunya sektor yang bergerak di zona merah dengan pelemahan 0,25%.

Sebanyak 167 saham menguat, 74 saham melemah, dan 381 saham stagnan dari 622 saham yang diperdagangkan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Astra International Tbk. (ASII) yang masing-masing naik 1,05% dan 0,92% menjadi penopang utama terhadap penguatan IHSG pagi ini.

IHSG diprediksi masih akan bertahan di zona penguatan dalam kisaran level 6.123 - 6.421 pada perdagangan hari ini.

Menurut Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya, rilis data perekonomian, di antaranya Consumer Confidence yang terlansir cukup baik, dapat kembali mendorong pola kenaikan IHSG hingga beberapa waktu mendatang.

Selain itu, harapan terhadap terus berlangsungnya capital inflow dalam jumlah yang signifikan dapat pula mendongkrak kinerja dari pasar modal Indonesia pada tahun ini.

Seperti diberitakan, aksi beli bersih oleh investor asing terus berlanjut pada perdagangan hari ini Senin (8/1). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, investor asing membukukan aksi beli bersih atau net buy senilai sekitar Rp398,64 miliar, net buy hari keenam berturut-turut.

"Sehingga hari ini IHSG berpotensi bergerak dalam zona hijau," demikian menurut risetnya.

Sementara itu, indeks Bisnis-27 rebound ke zona hijau dan menguat 0,43% atau 2,41 poin ke level 564,45 pada pukul 09.24 WIB, setelah tergelincir ke zona merah dan ditutup turun tipis 0,03% atau 0,15 poin di posisi 562,05 pada perdagangan Senin (7/1).

Indeks saham lainnya di kawasan Asia cenderung bergerak variatif pagi ini, di antaranya indeks FTSE Straits Times Singapura (+0,27%), indeks FTSE Malay KLCI (-0,05%), dan indeks PSEi Filipina (+0,79%).

Adapun indeks Topix dan Nikkei Jepang masing-masing naik 0,35% dan 0,64%, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,15%, sedangkan indeks Shanghai Composite dan indeks CSI 300 China masing-masing turun 0,28% dan 0,27%. 

Secara keseluruhan, bursa saham Asia menguat untuk sesi perdagangan ketiga berturut-turut pada hari ini, di tengah spekulasi investor bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) dan China akan melangkah menuju kesepakatan perdagangan.

Kendati demikian, banyak analis meragukan kedua pihak dapat mencapai kesepakatan komprehensif tentang semua isu pertikaian sebelum batas waktu dari masa gencatan selama 90 hari yang berlaku sejak 1 Desember 2018 berakhir pada 1 Maret.

Sentimen positif lain yang mendukung penguatannya adalah sikap dovish Federal Reserve AS yang akan menghentikan laju pengetatannya jika pertumbuhan ekonomi melambat lebih lanjut.

“Berbagai kekhawatiran pasar sebelumnya telah surut untuk saat ini. Namun, tidak dapat disangkal bahwa momentum kinerja keuangan di AS melambat,” kata Hirokazu Kabeya, kepala strategi global di Daiwa Securities, seperti dilansir dari Reuters.

“Pada akhirnya kita perlu melihat apakah laporan kinerja keuangan yang akan datang dapat menghilangkan kekhawatiran pasar,” tambahnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper