Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mirae Asset Sekuritas: Harga SUN Diperkirakan Naik Lagi

Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan harga Surat Utang Negara (SUN) bakal melanjutkan kenaikan pada perdagangan Senin (7/1/2019).
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan harga Surat Utang Negara (SUN) bakal melanjutkan kenaikan pada perdagangan Senin (7/1/2019).

Analis Fixed Income Mirae Asset Sekuritas Indonesia Dhian Karyantono mengatakan proyeksi kenaikan harga SUN di pasar sekunder setidaknya didasari oleh tiga sentimen positif dari global, yaitu kecenderungan pidato dovish Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pertemuan American Economic Association, turunnya risiko pasar modal global, dan rencana pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan China oleh Bank Sentral Tiongkok (People's Bank of China/PBoC).

Poin dovish dari pidato Powell terdapat pada pernyataan bahwa The Fed akan menunggu perkembangan terkait data ekonomi AS dan mempertimbangkan tren penurunan bursa AS sejauh ini.

Sementara itu, risiko pasar modal global pada perdagangan terakhir menurun, yang tercermin dari penurunan signifikan indikator CBOE Volatility Index (VIX) sebesar 15,99% ke level 21,38 poin. Penurunan terjadi setelah bursa saham AS merespons positif rilis data nonfarm payroll AS per Desember 2018 ke level 312.000 akun atau level tertinggi dalam 10 bulan terakhir.

Menurunnya risiko pasar modal global juga didorong oleh adanya rencana pertemuan lanjutan antara China dan AS pada awal pekan ini, guna membahas kesepakatan terkait perdagangan internasional kedua negara.

Bauran sentimen dovish pernyataan Powell dan menurunnya risiko pasar modal global mendorong menyusutnya nilai aset safe haven seperti indeks dolar AS yang turun tipis ke kisaran 96,14 poin dari sebelumnya di kisaran 96,18 poin. Sementara itu, yield US Treasury khususnya tenor 10 tahun naik ke kisaran 2,67% dari sebelumnya di kisaran 2,55%.

Adapun PBoC sudah menurunkan tingkat GWM sebesar 1% pada Jumat (4/1) dengan tujuan menopang pertumbuhan ekonomi Negeri Panda di tengah sinyal perlambatan negara itu. Kebijakan ini juga menjadi salah satu faktor apresiasi rupiah terhadap dolar AS.

"Didasarkan pada asumsi adanya kenaikan harga SUN pada hari ini, kami merekomendasikan investor untuk melakukan aksi hold seri-seri yang tergolong likuid seperti FR0063, FR0077, FR0064, dan FR0078," papar Dhian dalam riset harian, Senin (7/1).

Dia melanjutkan untuk seri likuid lainnya, pihaknya merekomendasikan buy pada hari ini. Seri likuid tersebut adalah FR0065, FR0068, dan FR0079.

Rekomendasi beli juga diberikan untuk seri FR0073, FR0058, dan FR0074, walaupun tergolong tidak  terlalu likuid.

Berikut proyeksi rentang pergerakan harga dan imbal hasil seri-seri SUN yang likuid, hari ini:

FR0063 (15 Mei 2023): 91,50 (7,97%) - 91,85 (7,87%)
FR0077 (15 Mei 2024): 100,90 (7,91%) - 101.30 (7,82%)
FR0064 (15 Mei 2028): 87,40 (8,07%) - 88,00 (7,97%)
FR0078 (15 Mei 2029): 101,85 (7,98%) - 102,30 (7,92%)
FR0065 (15 Mei 2033): 85,90 (8,32%) - 86,50 (8,24%)
FR0068 (15 Maret 2034): 100,75 (8,28%) - 101,30 (8,22%)
FR0075 (15 Mei 2038): 91,00 (8,45%) - 91,50 (8,39%)
FR0079 (15 April 2039): 99,80 (8,39%) - 100,40 (8,33%)

Adapun rupiah diperkirakan menguat di kisaran Rp14.155-Rp14.263.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper