Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Bersiap Tinggalkan Level 14.000, IHSG Kian Bertenaga

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memantapkan penguatannya di level 6.300 pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (7/1/2019), menuju kenaikan hari ketiga berturut-turut.
Pelanggan keluar dari gerai penukaran uang asing di Jakarta./JIBI-Dwi Prasetya
Pelanggan keluar dari gerai penukaran uang asing di Jakarta./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memantapkan penguatannya di level 6.300 pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (7/1/2019), menuju kenaikan hari ketiga berturut-turut.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,79% atau 49,35 poin ke level 6.323,89 pada akhir sesi I, dari level penutupan perdagangan sebelumnya, Jumat (4/1/2019), di posisi 6.274,54 dengan penguatan 0,86% atau 53,53 poin.

Penguatan IHSG mulai berlanjut ketika dibuka naik 0,69% atau 43,09 poin di posisi 6.317,63 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.315,93 – 6.354,76.

Delapan dari sembilan sektor menetap di zona hijau, dipimpin sektor pertanian (+1,47%) dan properti (+1,21%). Adapun sektor aneka industri memilih menetap di zona merah dengan pelemahan 0,67%.

Sebanyak 244 saham menguat, 137 saham melemah, dan 241 saham stagnan dari 622 saham yang diperdagangkan.

Saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masing-masing naik 2,88% dan 1,34% menjadi pendorong utama terhadap penguatan IHSG pada akhir sesi I.

Bersama IHSG, rupiah melanjutkan penguatannya untuk hari ketiga berturut-turut. Nilai tukar rupiah terpantau melonjak 246 poin atau 1,72% ke level Rp14.024 per dolar AS pada pukul 11.35 WIB.

Nilai tukar rupiah melonjak ke level terkuatnya sejak Juni 2018 terhadap dolar AS setelah langkah pelonggaran moneter lebih lanjut dari pemerintah China dan harapan atas meredanya tensi perdagangan antara AS dan China memacu daya tarik aset berisiko.        

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah mengatakan BI merencanakan mengadakan intervensi langsung dalam pasar non-deliverable forward (NDF) domestik pada hari ini.

“Intervensi dilakukan melaui delapan broker dalam jumlah yang cukup besar,” ungkap Nanang, seperti dikutip Bloomberg.

Indeks saham lainnya di kawasan Asia juga menguat siang ini, di antaranya indeks FTSE Straits Times Singapura (+1,28%), indeks FTSE Malay KLCI (+0,63%), indeks SE Thailand (+0,97%), dan indeks PSEi Filipina (+1,50%).

Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing bahkan melonjak 3% dan 2,75%. Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan menguat 1,50%, sedangkan indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing naik 0,45% dan 0,35%.

Minat terhadap aset berisiko mendapat dorongan besar pada hari Jumat (4/1) ketika rilis data tenaga kerja AS menunjukkan 312.000 lapangan kerja baru pada bulan Desember, sedangkan upah naik 3,2% sepanjang tahun 2018.

Di sisi lain, setelah serangkaian data manufaktur yang lebih lemah dari perkiraan, otoritas China memangkas rasio persyaratan cadangan bank (reserve requirement ratio/RRR) sebesar 100 basis poin.

Ekspektasi pasar juga terdorong oleh agenda perundingan pemerintah AS dan China pada hari ini di Beijing guna mencapai kesepakatan perdagangan yang komprehensif.

“Secara keseluruhan, kami memproyeksikan IHSG akan menguat seiring dengan katalis positif dari luar dan dalam negeri,” jelas tim analis Samuel Sekuritas Indonesia dalam risetnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper