Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASAR SAHAM 2018: Transaksi Broker Melesat

Nilai transaksi perantara perdagangan saham sepanjang 2018 menembus Rp4.018,61 triliun, tumbuh 11,5% dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya senilai Rp3.604,47 triliun, seiring dengan terus tumbuhnya pasar dalam negeri.
Pengunjung mengabadikan harga saham, di Jakarta, Kamis (3/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pengunjung mengabadikan harga saham, di Jakarta, Kamis (3/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai transaksi perantara perdagangan saham sepanjang 2018 menembus Rp4.018,61 triliun, tumbuh 11,5% dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya senilai Rp3.604,47 triliun, seiring dengan terus tumbuhnya pasar dalam negeri.

Berdasarkan data Bloomberg, total nilai transaksi broker saham sepanjang 2018 senilai Rp4.018,61 triliun terdiri atas transaksi jual dan beli senilai Rp2.009,3 triliun dengan nilai selisih transaksi positif Rp4,3 miliar. Nilai transaksi ini terbentuk dari frekuensi transaksi sebanyak 186 juta kali transaksi.

Aktivitas transaksi tertinggi masih dilakukan Mandiri Sekuritas dengan nilai transaksi Rp205 triliun, meningkat 18,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya senilai Rp173 triiun. Pada 2017, Mandiri Sekuritas juga berada di posisi pertama.

Mandiri Sekuritas juga menjadi satu-satunya broker lokal yang masuk dalam peringkat 10 besar broker dengan transaksi tertinggi sepanjang 2018. Di posisi 11, ada Indo Premier Sekuritas dengan nilai transaksi Rp122 triliun.

Posisi kedua broker teraktif ditempati oleh Credit Suisse Securities dan disusul Mirae Asset Sekuritas Indonesia di posisi ketiga, masing-masing dengan nilai transaksi Rp194 triliun dan Rp181 triliun.

Selanjutnya, UBS Securities Indonesia di posisi ke-4 dengan nilai Rp164 triliun, dan Macquarie Capital Securities di posisi ke-5 dengan nilai Rp163 triliun.

Menariknya, peningkatan aktivitas transaksi sepanjang tahun lalu justru tidak diimbangi dengan peningkatan IHSG. IHSG terkoreksi sebesar 2,54%. Justru, ketika aktivitas transaksi pada 2017 turun 2,33% dibadingkan 2016, IHSG justru tumbuh 20% yoy.

Budi Frensidy, Pengamat Pasar Modal Universitas Indonesia, mengatakan bahwa peningkatan aktivitas transaksi ini tidak terlepas dari tingginya pertumbuhan jumlah investor baru sepanjang tahun lalu, serta tumbuhnya jumlah emiten.

Tahun lalu, jumlah investor baru di pasar modal Tanah Air tumbuh 44,14% atau dari 1,12 juta single investor identification (SID) pada akhir 2017 menjadi 1,62 juta SID pada akhir 2018. Sementara itu, ada penambahan 57 emiten baru, rekor tertinggi sejak swastanisasi BEI pada 1992.

Mandiri Sekuritas diuntungkan oleh peningkatan investor ini, terutama dari investor ritel, mengingat tingginya basis investor ritel yang dimiliki Mandiri Sekuritas.

Budi mengatakan, faktor lainnya juga yakni peningkatan aktivitas transaksi harian yang pesat tahun lalu. Pada 2017, rata-rata transaksi saham harian di BEI mencapai Rp7,6 triliun per hari, tetapi pada 2018 meningkat menjadi Rp8,5 triliun per hari. Rata-rata frekuensi transaksi tahun lalu mencapai 386.696 kali per hari.

Di samping itu, ketika IHSG mengalami koreksi, ada tren peralihan instrumen di kalangan investor dari yang semula investasi langsung di pasar saham, berpindah pada instrumen derivatif reksa dana saham yang dikelola oleh manager investasi.

Alhasil, aktivitas transaksi tetap bertahan, hanya beralih pihak. Institusi keuangan non bank dari kalangan BUMN juga cukup agresif masih ke pasar di saat indeks terkoreksi.

Budi mengatakan, dengan adanya implementasi siklus penyelesaian transaksi T+2, aktivitas transaksi broker berpotensi meningkat lagi tahun ini, sebab likuiditas di pasar akan lebih tinggi seiring dengan waktu tunggu yang lebih singkat.

“Saya pikir peningkatan 10% - 15% secara moderat, itu sudah bagus karena transaksi harian sudah tinggi juga tahun ini mencapai Rp8,5 triliun per hari,” katanya, Minggu (6/1).

Aria Santoso, Pengamat Pasar Modal, mengatakan bahwa peningkatan transaksi broker sebesar 11,5% belum dapat dikategorikan sangat tinggi, apalagi bila dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan SID dan emiten yang sangat tinggi tahun lalu.

Dia menilai, pertumbuhan ini lebih didorong oleh  transaksi switching sektotal dari pada manager investasi atau investor. Artinya, tidak ada dana baru yang masuk, selain hanya perpindahan dana di pasar modal dari satu sektor ke sektor lainnya.

Aktivitas peralihan dana ini tetap tercatat sebagai transaksi. Namun, ini tidak mampu mengimbangi ketika ada dana yang keluar dari pasar modal dalam nilai tinggi. Alhasil, IHSG mengalami koreksi tahun lalu.

Dirinya berharap, aktivitas transaksi di 2019 akan lebih tinggi dan terbantu oleh aliran dana masuk yang segar dari investor baru, terutama setelah pilpres pada April 2019 mendatang.

“Faktor switching sektoral tetap akan membantu memberikan sumbangsih angka transaksi juga, tetapi kita harapkan kepercayaan investor baik yang baru ataupun sudah ada di industri untuk bisa masuk lebih besar,” katanya.

Aria mengatakan, peningkatan jumlah IPO, terutama korporasi berkapitalisasi pasar jumbo, diharapkan bisa turut mendorong transaksi lebih tinggi lagi. Menurutnya, arus masuk dana segar memiliki dampak lebih tinggi dan berkelanjutan terhadap aktivitas transaksi dibandingkan implementasi T+2.

Reza Priyambada, Senior Analyst CSA Research Institute, mengatakan bahwa kendati T+2 sudah diimplementasikan, peningkatan aktivitas transaksi tahun ini akan ditentukan oleh karakter broker dan nasabahnya.

Broker dengan nasabah ritel yang aktif kemungkinan akan mencatatkan peningkatan aktivitas transksi lebih tinggi, dibandingkan broker dengan lebih banyak nasabah korporasi yang berhorizon investasi jangka panjang.

Reza mengatakan, broker dengan investor yang aktif kemungkinan bisa menikmati peningkatan aktivitas transaksi hingga 20% - 30% tahun ini. Namun, karena tidak merata, kemungkinan total transaksi secara umum belum akan setinggi itu.

 

 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper