Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nada Dovish The Fed Bikin Minyak Brent Mendidih

Harga minyak Brent ditutup menguat menjadi kenaikan mingguan terbaik pada lebih dari 2 tahun terakhir akibat didorongnya sentimen ekonomi Amerika Serikat yang keluar sepanjang pekan lalu sehingga membantu pasar minyak keluar dari zona merahnya sepanjang 2018.
Minyak West Texas Intermediate/Reuters
Minyak West Texas Intermediate/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak Brent ditutup menguat menjadi kenaikan mingguan terbaik pada lebih dari 2 tahun terakhir akibat didorongnya berita ekonomi Amerika Serikat yang keluar sepanjang pekan sehingga membantu pasar minyak keluar dari zona merahnya sepanjang 2018.

Presiden Strategi Riset Energi dan Ekonomi Winchester, Massachusetts Michael Lynch mengatakan data ekonomi menunjukkan tren positif sehingga seharusnya dapat membantu memperbaiki jumlah permintaan.

Harga minyak menguat seiring dengan pasar saham Amerika serikat dan laporan hasil penyerapan tenaga kerja yang juga menunjukkan penguatan. Tidak hanya itu, komentar bernada dovish Ketua The Fed terkait dengan suku bunga juga menjadi alasan penguatan harga minyak.

“Pasar pada akhirnya akan memasuki kondisi dimana orang akan melakukan permintaan disaat pasar telah oversold seperti saat ini,” ujar Michael seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (6/1/2019).

Pada penutupan perdagangan sebelumnya, Jumat (4/1/2019), harga minyak Brent terkerek 1,11 poin atau naik 1,98% menjadi US$57,06 per barel menjadi kinerja terbaiknya sejak Desember 2016.

Minyak mentah AS menutup pekan pertama dengan peningkatan sebesar 5,8% memulihkan pasar yang selama ini mengalami kerusakan akibat penurunan mencapai 40% pada akhir 2018.

Kemudian, Harga minyak melanjutkan relinya akibat cuaca buruk sehingga membatasi ekspor dari Libya dan pengurangan jumlah produksi minyak Arab Saudi bahkan sebelum regulasi pemangkasan produksi minyak oleh OPEC yang berlaku mulai bulan ini.

Selain itu, Direktur Pelaksana Tortoise Rob Thummel mengatakan jumlah eksport minyak mentah dan olahan Amerika Serikat telah turun tajam dibandingkan dengan minggu sebelumnya sehingga menjadi sinyal baik bagi pasar minyak dunia yang selama ini dikhawatirkan oleh kelebihan jumlah pasokan dari produksi minyak Amerika Serikat.

“Itu [penurunan jumlah produksi minyak AS] kemungkinan terjadi akibat jeda liburan atau hasil dari tersendatnya lalu lintas pelabuhan AS,” ujar Rob seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (6/1/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Gajah Kusumo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper