Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Cermati Produksi OPEC, Harga Minyak Naik Lagi

Harga minyak mentah berhasil melanjutkan kenaikannya pada perdagangan Kamis (3/1/2019), saat pedagang mencermati tanda-tanda realisasi pemangkasan produksi oleh OPEC.
Minyak WTI/Reuters
Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah berhasil melanjutkan kenaikannya pada perdagangan Kamis (3/1/2019), saat pedagang mencermati tanda-tanda realisasi pemangkasan produksi oleh OPEC.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Februari ditutup menguat 1,1% atau 55 sen di level US$47,09 per barel di New York Mercantile Exchange.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Maret 2019 berakhir menguat US$1,04 di level US$55,95 per barel di ICE Futures Europe exchange di London dan diperdagangkan premium US$8,55 terhadap minyak WTI untuk bulan yang sama.

Namun, minyak mentah acuan global ini masih mencatat penurunan hampir 40% dari level tertingginya dalam empat tahun yang dicapai pada Oktober.

Harga minyak didorong tanda-tanda bahwa OPEC telah memulai langkah pembatasan produksi lebih awal dari yang dijadwalkan dalam kesepakatan.

Arab Saudi membatasi produksi sebesar 420.000 barel per hari menjadi 10,65 juta bulan lalu, dari rekornya di atas 11 juta yang dicapai pada November 2018. Hal ini menandakan urgensi yang dirasakan oleh OPEC di tengah jatuhnya harga minyak mentah.

Alhasil, produksi minyak dari OPEC turun 530.000 barel per hari menjadi 32,6 juta per hari bulan lalu. Ini adalah penurunan paling tajam sejak Januari 2017, ketika OPEC pertama kali memulai strateginya untuk mengatasi kelebihan suplai yang disebabkan oleh meningkatnya persediaan minyak shale di AS.

Saudi juga bergerak untuk menaikkan harga di Amerika Serikat (AS) dan Asia, sebuah sinyal bahwa eksportir terbesar dunia itu berpikir permintaan akan berkelanjutan.

Kendati demikian, harga minyak sedikit menurun pascapenutupan setelah laporan American Petroleum Institute (API) dikabarkan menunjukkan lonjakan persediaan bensin sebesar 8 juta barel pekan lalu, sedangkan stok minyak mentah turun 4,46 juta.

“Kita benar-benar membutuhkan upaya berkelanjutan dari beberapa produsen OPEC untuk mengambil pasokan dari pasar agar harga pulih,” kata Jason Gammel, seorang analis di Jefferies LLC., seperti dilansir dari Bloomberg. “Sekarang kita mulai melihatnya.”

Harga minyak berjangka sebelumnya sempat tertekan bersama dengan bursa saham AS, menyusul sebuah laporan bahwa indeks manufaktur AS mengalami penurunan terbesar sejak Oktober 2008 pada bulan lalu.

Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih pada Kamis (3/1) mengatakan, perang perdagangan antara AS dan China akan memaksa banyak perusahaan AS mengikuti langkah Apple Inc. mengumumkan pendapatan yang lebih rendah dari perkiraan.

“Kekhawatiran mengenai permintaan mulai mengambil alih,” kata Cailin Birch, seorang ekonom global di The Economist Intelligence Unit di London. “Kita akan melihat ekonomi China melambat lebih jauh dan kita mulai melihat beberapa tanda peringatan dini untuk AS.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper