Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Menguat Tajam, IHSG Berbalik Positif pada Sesi I

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,57% atau 35,48 poin ke level 6.256,49 pada akhir sesi I, meskipun sempat dibuka dengan pelemahan 0,16% atau 9,91 poin di posisi 6.211,1.
Karyawan melintas di dekat monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/10/2018)./Bisnis-Nurul Hidayat
Karyawan melintas di dekat monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/10/2018)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil berbalik ke zona hijau pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (4/1/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,57% atau 35,48 poin ke level 6.256,49 pada akhir sesi I, meskipun sempat dibuka dengan pelemahan 0,16% atau 9,91 poin di posisi 6.211,1.

Sepanjang perdagangan sesi I hari ini, IHSG bergerak di level 6.200 85-6.262,71.

Adapun pada perdagangan kemarin, Kamis (3/1), IHSG ditutup berbalik menguat 0,64% atau 39,83 poin ke level 6.221,01.

Sebanyak 193 saham menguat, 147 saham melemah, dan 282 saham stagnan dari 622 saham yang diperdagangkan.

Saham HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang menguat masing-masing 2,31% dan 2,44% menjadi penopang utama terhadap penguatan IHSG hingga akhir sesi I.

Tujuh dari sembilan sektor menetap di zona hijau, dengan dorongan terbesar dari sektor tambang yang menguat 2,03%, disusul sektor konsumer yang menguat 0,93%.

Di sisi lain, sektor pertanian dan industri dasar yang melemah masing-masing 0,8% dan 0,15% menahan penguatan IHSG lebih lanjut.

Pergerakan positif IHSG ini seiring dengan nilai tukar rupiah yang terus menguat pada perdagangan hari ini. Rupiah terpantau menguat 148 poin atau 1,03% ke level Rp14.269 per dolar AS pada pukul 10.47 WIB.

Nilai tukar rupiah sebelumnya dibuka menguat 0,26% atau 37 poin di level Rp14.380 per dolar AS, setelah pada perdagangan Kamis (3/1) ditutup menguat 0,28% atau 41 poin ke level Rp14.417 per dolar AS.

Dilansir Bloomberg, rupiah menguat menyusul intervensi bank sentral dan lelang obligasi negara pertama di 2019 yang mencapai hampir dua kali lipat jumlah yang ditargetkan.

Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Nanang Hendarsah mengatakan BI mengadakan lelang domestic non-deliverable forward DNDF pada hari Jumat, selain melakukan intervensi langsung melalui delapan broker setelah lelang.

“Lelang dan intervensi yang bertujuan mendukung rupiah dan memastikan likuiditas di pasar NDF dalam negeri,” ungkap Nanang, seperti dikutip Bloomberg.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, pemerintah menjual obligasi negara berdenominasi rupiah mencapai Rp28,25 triliun pada Kamis, melebihi target yang dipatok sebesar Rp15 triliun.

“Hasil lelang obligasi cukup kuat," ungkap analis CIMB, Nik A Mukharriz.

Sementara itu, indeks saham lainnya di kawasan Asia Tenggara cenderung bergerak variatif siang ini, dengan indeks Malay KLCI melemah 0,13%, indeks SET Thailand melemah 0,3%, indeks PSEi Filipina menguat 1,57%, dan indeks Straits Times Singapura menguat 0,91%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper