Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Ekonomi Tekan Bursa Asia, IHSG Melemah di Awal Perdagangan

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,18% atau 11,47 poin ke level 6.209,54 pada pukul 9.24 WIB, setrelah dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,16% atau 9,91 poin di posisi 6.211,1.
Pengunjung mengabadikan harga saham, di Jakarta, Kamis (3/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pengunjung mengabadikan harga saham, di Jakarta, Kamis (3/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertekan di zona merah pada perdagangan hari ini, Jumat (4/1/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,18% atau 11,47 poin ke level 6.209,54 pada pukul 9.24 WIB, setrelah dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,16% atau 9,91 poin di posisi 6.211,1.

Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak di level 6.201,79 – 6.215,05. Adapun pada perdagangan kemarin, Kamis (3/1), IHSG ditutup berbalik menguat 0,64% atau 39,83 poin ke level 6.221,01.

Sebanyak 125 saham menguat, 90 saham melemah, dan 407 saham stagnan dari 622 saham yang diperdagangkan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) yang masing-masing melemah 0,77% dan 1,03% menjadi penekan utama terhadap pelemahan IHSG pagi ini.

Di sisi lain, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing menguat 0,28% dan 0,35% menahan pelemahan IHSG lebih lanjut.

Enam dari sembilan sektor terpantau bergerak di zona merah, dipimpin sektor konsumer yang merosot 0,63% dan pertanian yang melemah 0,56%. Sementara itu, tiga sektor lainnya menguat, dipimpin oleh sektor perdagangan yang naik 0,09%.

IHSG melemah seiring dengan tekanan di bursa saham Asia setelah data ekonomi terbaru di Amerika Serikat (AS) menghantam bursa Wall Street dan mendorong spekulasi investor terkait jeda pengetatan kebijakan Federal Reserve.

Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang terpantau merosot masing-masing 2,48% dan 3,31% pada hari perdagangan pertamanya tahun 2019, sedangkan indeks Shanghai Composite melemah 0,28%. Di sisi lain, indeks Hang Seng terpantau menguat 0,54%.

Kekhawatiran bahwa konflik perdagangan antara China dan AS akan menyeret turun pertumbuhan dunia telah mengguncang aset-aset yang sensitif terhadap risiko hampir sepanjang 2018, mendorong lonjakan volatilitas, dan menyebabkan pasar saham utama masuk ke dalam zona merah.

Kekhawatiran itu kian terbukti pekan ini dengan rilis data survei dari Institute for Supply Management (ISM) pada Kamis (3/1) menunjukkan aktivitas pabrik AS melambat lebih dari ekspektasi pada Desember 2018.

 “ISM memiliki rekam jejak yang panjang dan langkah-langkah besar sering terbukti bermakna. Penurunan pada Desember itu memberi waktu jeda bahkan bagi kita yang optimistis terhadap ekonomi,” ujar Michelle Girard, ekonom AS di RBS.

“Kini indikator berkedip-kedip kuning, membuat kita, dan kemungkinan Federal Reserve AS, lebih waspada.”

Indeks saham lain di  Asia Tenggara bergerak mayoritas menguat, dengan indeks FTSE Malay KLCI menguat 0,36%, sedangkan indeks PSEi Filipina menguat 0,15%. Adapun indeks FTSE Straits Time Singapura melemah 0,26%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper