Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aktivitas Manufaktur AS Melambat, Wall Street Terjungkal

Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) anjlok pada perdagangan Kamis (3/1/2019), setelah laporan melambatnya aktivitas pabrik di AS menambah kekhawatiran perlambatan ekonomi global yang sebelumnya dipicu penurunan prospek pendapatan oleh Apple.
Bursa AS./Reuters
Bursa AS./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) anjlok pada perdagangan Kamis (3/1/2019), setelah laporan melambatnya aktivitas pabrik di AS menambah kekhawatiran perlambatan ekonomi global yang sebelumnya dipicu penurunan prospek pendapatan oleh Apple.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup anjlok 2,83% atau 660,02 poin di level 22.686,22, indeks S&P 500 meluncur 2,48% atau 62,14 poin ke 2.447,89, sedangkan indeks Nasdaq Composite berakhir terjerembab 3,04% atau 202,43 poin di level 6.463,50.

Seperti diberitakan, pada Rabu (2/1/2019) Apple memangkas perkiraan nilai penjualannya menjadi sekitar US$84 miliar pada kuartal yang berakhir 29 Desember 2018. Perkiraan ini lebih kecil dari perkiraan sebelumnya yakni sebesar US$89 miliar hingga US$93 miliar.

Dalam pernyataannya, CEO Tim Cook mengaitkan sebagian besar penurunan prospek perusahaan dengan ekonomi China yang terdampak ketegangan perdagangan dengan AS sehingga memengaruhi prospek permintaan dari negara tersebut.

Besarnya penurunan proyeksi pendapatan Apple memicu gelombang kejutan utamanya pada sektor teknologi, sekaligus menekan ketiga indeks saham utama AS itu turun lebih dari 2% masing-masing. Penurunan yang dialami Nasdaq bahkan mencapai lebih dari 3%.

Saham Apple sendiri telah turun 10% menyusul peringatan itu. Perusahaan teknologi pada S&P turun 5,1%, penurunan persentase harian terbesarnya sejak Agustus 2011. Adapun indeks Semiconductor Philadelphia SE mengakhiri sesi dengan turun 5,9%.

Menambah tekanan pada pasar, laporan Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan aktivitas pabrik di Negeri Paman Sam pada Desember 2018 mengalami penurunan terbesar sejak Oktober 2008.

Meski masih berada di wilayah ekspansi, angka PMI-nya mencapai level terendah dalam lebih dari dua tahun.

“Perlambatan China sudah diperkirakan tetapi data ISM hari ini yang lebih lesu dari perkiraan mengejutkan investor karena harapan terhadap AS di tengah terjangan badai,” kata Sam Stovall, kepala strategi investasi CFRA Research di New York, seperti dilansir dari Reuters.

“Tapi sekarang ini tampaknya pertumbuhan ekonomi kita menghadapi tekanan yang terkait dengan perdagangan,” tambahnya.

Sementara itu, produsen-produsen mobil berskala besar melaporkan penjualan mobil baru di AS yang lesu pada Desember 2018. Ford Motor Co dan General Motors Co melaporkan penurunan penjualan masing-masing sebesar 8,8% dan 2,7%.

Saham Ford pun turun 1,5%, sedangkan saham GM melemah 4,1%.

Dari 11 sektor utama pada S&P 500, mayoritas ditutup di teritori negatif. Perusahaan-perusahaan industri yang sensitif pada isu perdagangan juga membebani Dow Jones, didorong saham Caterpillar Inc., 3M Co., dan Boeing Co.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper