Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perdagangan Pertama Tahun Baru, Bursa Asia Merayap Hati-hati

Bursa saham Asia merayap naik hati-hati pada perdagangan hari pertama tahun baru, Rabu (2/1/2019), saat kenaikan awal di bursa saham berjangka Amerika Serikat (AS) menunjukkan sedikit peningkatan dalam daya tarik aset berisiko.
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia merayap naik hati-hati pada perdagangan hari pertama tahun baru, Rabu (2/1/2019), saat kenaikan awal di bursa saham berjangka Amerika Serikat (AS) menunjukkan sedikit peningkatan dalam daya tarik aset berisiko.

Indeks MSCI Asia Pacific selain Jepang naik tipis 0,14%, ketika E-Mini future yang mengindikasikan pergerakan untuk indeks S&P 500 naik 0,5% dan Nasdaq futures menguat 0,7%. Sementara itu, aktivitas perdagangan indeks Nikkei Jepang masih ditutup karena libur.

Seperti diberitakan Reuters, bursa Wall Street AS telah mendapatkan sedikit keuntungan dari progres atas kebuntuan perdagangan China-AS, meskipun perinciannya masih sangat kurang.

Selain itu, ada sedikit harapan perkembangan perihal penutupan layanan pemerintah di AS setelah Presiden Donald Trump mengundang para pemimpin kongres Partai Republik dan Demokrat untuk pengarahan singkat (briefing) mengenai keamanan perbatasan pada hari ini waktu setempat.

Akan tetapi, masih belum jelas siapa saja yang akan menghadiri pertemuan itu atau apakah pertemuan nanti akan membahas kesepakatan.

Para pelaku pasar juga akan menantikan rilis survei manufaktur AS pada Kamis (3/1/2019), yang diikuti rilis laporan payroll bulan Desember pada Jumat (4/1/2019).

Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell akan memiliki kesempatan untuk mengomentari prospek ekonomi ketika ia ambil bagian dalam diskusi bersama dengan mantan Gubernur Fed Janet Yellen dan Ben Bernanke pada Jumat pekan ini.

Meski The Fed masih memproyeksikan dua atau lebih banyak kenaikan suku bunga tahun ini, investor lebih fokus pada perlambatan pertumbuhan global dan denyut disinflasi dari penurunan harga minyak.

Harga minyak mentah memulai 2019 dengan sedikit rebound setelah terpukul pada 2018. Kontrak berjangka minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS merosot hampir 25% sepanjang 2018, sedangkan minyak Brent melorot sekitar 19,5%.

Di sisi lain, Fed fund futures tak memperhitungkan kenaikan apapun untuk tahun ini bahkan menyiratkan pemangkasan tingkat suku bunga pada pertengahan 2020.

Pasar obligasi juga mengasumsikan The Fed akan mengakhiri siklus pengetatan suku bunganya. Imbal hasil obligasi bertenor dua tahun telah turun ke 2,49% dari puncaknya di 2,977% pada November 2018.

Adapun imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun telah meluncur ke level terendahnya sejak Februari tahun lalu di 2,69%.

“Yang jelas adalah bahwa kisah pertumbuhan tersinkronisasi global yang mendorong aset berisiko lebih tinggi telah berakhir pada saat ini,” tulis tim Treasury di OCBC Bank dalam risetnya.

“Perataan kurva imbal hasil yang tak terelakkan dan, kini, kurva imbal hasil AS yang sebagian membalik telah menghalangi normalisasi kebijakan lebih lanjut yang akan datang.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper