JAKARTA: Rupiah melemah untuk hari kedua di tengah spekulasi importir meningkatkan pembelian dolar untuk membayar tagihan akhir bulan.Pertumbuhan impor, menurut survei Bloomberg, diperkirakan melaju 32,1% pada September setelah meningkat 23,7% bulan sebelumnya. Data Biro Pusat Statistik baru keluar pada 1 November. Tekanan pada rupiah juga datang dari sentimen negatif di pasar modal. Indeks saham MSCI Asia-Pacific turun untuk pertama kalinya dalam 4 hari sebelum pertemuan puncak pemimpin Eropa."Permintaan untuk dolar dari importir biasanya tumbuh menjelang akhir bulan," kata Hideki Hayashi, seorang peneliti di Pusat Penelitian Ekonomi Jepang di Tokyo.
Permintaan domestik
Menurutnya impor Indonesia meningkat, yang mencerminkan permintaan domestik yang solid, sehingga akan ada permintaan lebih untuk dolar.“Masalah Eropa tetap faktor kunci di pasar, sejalan kemungkinan kecil untuk melihat solusi yang fundamental dan itu berarti keberanian mengambil risiko dari investor belum pulih,” kata Hayashi.Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar rupiah turun 0,2% menjadi 8.871 per dolar pukul 9:39 di Jakarta.Hayashi mengatakan mata uang itu kemungkinan diperdagangkan antara Rp8.800-Rp8.900 per dolar dalam seminggu ini. (Taufikul Basari/Bsi)