Bisnis.com, JAKARTA — Dampak virus Covid-19 varian Delta terhadap efikasi vaksin dinilai menutup kemungkinan tercapainya kekebalan komunal populasi. Namun, menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, hal itu tidak perlu kekhawatiran berlebihan karena fatality rate Covid-19 tidak separah virus Corona sebelumnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam rapat dengar pendapat di DPR RI berdasarkan diskusi dengan pakar dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), dan Universitas Airlangga (Unair), Rabu (25/8/2021).
"Dengan kondisi bahwa efikasi vaksin seperti Pfizer dan Moderna turun dari 90 persen dan 70 persenan terhadap varian Delta, dan kenyataan bahwa varian ini replikasi rate-nya 5 - 8 kali dibandingkan dengan virus di Wuhan, herd immunity pasti tidak tercapai," ujarnya.
Ditambah lagi, sambung Budi, saat ini telah keluar virus Covid-19 varian Lambda di Amerika Selatan. Adapun, jelasnya, varian tersebut sekarang tersebar di 30 negara. Di Asia Tenggara, virus tersebut baru teridentifikasi di Filipina.
Pada kenyataan, kata Budi, Covid-19 sama seperti virus polio dan cacar yang tidak mungkin bisa dihapuskan. Dengan kata lain, dunia harus hidup berdampingan dengan Covid-19 untuk waktu yang cukup lama.
Namun demikian, Budi mengatakan fatality rate ataupun tingkat kematian virus Covid-19 tidak separah virus corona sebelumnya, seperti MERS dan SARS.
Menurutnya, kombinasi protokol kesehatan yang baik, vaksinasi, kebiasaan hidup yang sehat, dan perkembangan dari theurapetic side dengan hadirnya obat-obatan, risiko kematian Covid-19 bisa dikurangi.
"Tingkat kematian ataupum fatality rate Covid-19 tidak terlampau tinggi kalau dibandingkan dengan HIV/AIDS, MERS, dan virus-virus corona sebelumnya," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel