Bisnis.com, JAKARTA — Dua produsen vaksin terbesar di dunia, Sanofi dan GlaxoSmithKline resmi menjamin kerja sama untuk mengembangkan vaksin penangkal virus corona.
Seperti diwartakan Bloomberg, kerja sama ini telah resmi diumumkan oleh kedua pihak Selasa (14/4/2020), saat jumlah orang positif Corona di seluruh dunia mendekati angka 2 juta kasus.
Dalam pernyataan resminya, kedua perusahaan menargetkan uji coba vaksin ke tubuh manusia bisa dimulai pada kuartal kedua 2020. Mereka juga menargetkan vaksin dapat disetujui oleh regulator terkait sekitar paruh kedua 2021.
Nantinya, vaksin ini akan mengombinasikan Flublok, teknologi terbaru yang kerap dipakai Sanofi untuk membuat vaksin flu dengan bantuan GlaxoSmithKline (GSK). Peran GSK akan lebih condong ke peningkatan efektivitas dan penyesuaian produksi dalam skala besar.
Tak seperti kebanyakan vaksin flu yang dikembangkan di dalam telur ayam, Flublok memanfaatkan rekayasa genetika untuk memodifikasi karakter sel. Sel-selnya akan disesuaikan untuk memproduksi vaksin dengan kadar protein yang bisa mengatasi virus, sekaligus meningkatkan imun tubuh.
Praktik penggunaan Flublok telah mendapat legalitas dan izin resmi sejak 2013. Dalam perjalanannya, pada 2017 Sanofi juga sempat mengembangkan ulang teknologi ini.
Dengan pengalaman pernah menciptakan virus untuk melawan SARS-CoV-2, Sanofi optimistis mampu menyesuaikan diri untuk menciptakan vaksin penangkal Covid-19.
Hingga saat ini, menurut catatan World Health Organization, sudah ada lebih dari 70 upaya pengembangan vaksin penangkal Corona yang tersebar di 40 negara.
Tiga proyek di antaranya segera memulai uji coba di tubuh manusia. Ketiga proyek diinisiasi oleh Invio (AS), Moderna (AS), serta proyek kolaborasi antara Beijing Institute Technology (China) dan CanSino Biologics (Hong Kong).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
