Beberapa peneliti di Migal Galilee Research Institute (MIGAL) di Israel mengatakan mereka telah mengembangkan vaksin yang efektif terhadap virus avian coronavirus infectious bronchitis virus (IBV) dan akan segera membuat vaksin manusia melawan coronavirus (COVID-19)./www.thecable.ng
Health

Habiskan US$2 Miliar, Vaksin Virus Corona Tersedia 1,5 Tahun Lagi

Lorenzo Anugrah Mahardhika
Sabtu, 7 Maret 2020 - 14:30
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Vaksin untuk mengatasi wabah virus corona atau COVID-19 diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 1,5 tahun dan dukungan dana dari pemerintah. Hingga kini, vaksin untuk mengatasi penyakit  virus corona belum tersedia, namun sejumlah pihak telah memulai proses pengembangan vaksin.

Salah satu pihak yang telah memulai upaya ini adalah perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat, Moderna. Mereka telah memulai proses perancangan vaksin sejak 10 Januari 2020.

Pada 7 Februari 2020, para periset telah menyelesaikan sampel vaksin pertama yang siap diuji kepada para relawan yang sehat.

Uji coba ini dijadwalkan akan berlangsung pada April mendatang. Dengan demikian, Moderna memecahkan rekor waktu tercepat dalam pembuatan vaksin yang siap untuk diuji pada manusia (human testing) setelah identifikasi sebuah virus, dalam waktu 42 hari.

Perusahaan Farmasi Lain

Tak hanya Moderna, perusahaan farmasi Johnson & Johnson (JNJ) dan GlaxoSmithKline (GSK) juga sedang mengembangkan vaksin virus corona. Khusus GSK, mereka baru saja mengumumkan kerja sama dengan Clover Biopharmaceuticals dari China untuk membuat vaksin penangkal virus corona.

Meskipun pengerjaan vaksin tersebut terus dikebut, Chief Executive The Coalition for Epicemic Preparedness Innovations (Cepi) Richard Hatchett memperkirakan vaksin ini baru akan siap sepenuhnya dalam 12 hingga 18 bulan ke depan sebelum dapat digunakan secara luas.

Habiskan US$2 Miliar, Vaksin Virus Corona Tersedia 1,5 Tahun Lagi

Setelah uji coba awal, vaksin tersebut akan diuji secara klinis agar dapat menghasilkan tingkat kesembuhan yang optimal.

“Pengembangan vaksin COVID-19 diperkirakan akan memakan biaya US$2 miliar dalam 12 hingga 18 bulan ke depan,” katanya dikutip dari Financial Times pada Sabtu (7/3/2020).

Masalah lain yang menghalangi percepatan pembuatan vaksin secara massal adalah dana. Apabila Moderna berhasil melewati seluruh tahap uji coba dengan baik, mereka akan memerlukan mitra usaha lain untuk memproduksi vaksin ini secara massal.

CEO Moderna Stephane Bancel mengatakan, untuk merancang vaksin ini, pihaknya menandatangani perjanjian kerja sama dengan Cepi pada Januari 2020.

Kapasitas Produksi

Saat ini, Bancel tengah berkoordinasi dengan Pemerintah AS untuk proses pembuatan vaksin secara massal apabila vaksin miliknya berhasil melewati serangkaian tes klinis.

President of Global Vaccines GSK, Roger Connor mengatakan, kapasitas produksi vaksin menjadi kunci utama penanggulangan wabah virus corona apabila ada vaksin yang berhasil melewati tes klinis. Pasalnya, seluruh pihak dipastikan akan menginginkan vaksin tersebut dikirimkan ke negaranya.

Masalah dana juga akan berdampak pada akses masyarakat terhadap vaksin ini. Di Amerika Serikat, sebanyak 40 anggota Kongres meminta kepada Presiden Donald Trump untuk memastikan seluruh masyarakat dapat memiliki akses vaksin corona, apabila pemerintah ikut mendanai program ini.

“Bila kita berhasil menemukan obat untuk wabah ini dengan menggunakan uang rakyat, mereka (rakyat) juga harus dapat menikmatinya. Hak terhadap vaksin ini sebaiknya tidak diberikan kepada perusahaan farmasi swasta,” kata Anggota Kongres Partai Demokrat dari Negara bagian Illinois Jan Schakowsky.

Habiskan US$2 Miliar, Vaksin Virus Corona Tersedia 1,5 Tahun Lagi

Akses pada Vaksin Corona

Sementara itu, Chief Exceutive Cepi Richard Hatchett menambahkan, pihaknya juga menaruh perhatian khusus terkait akses pada vaksin ini.

Dia tidak ingin akses masyarakat terhadap vaksin ini terhambat seperti pada wabah flu babi (H1N1) pada 2009.

“Pada 2009, negara-negara terkaya langsung menaruh kontrak pada vaksin itu dan memonopoli supply vaksin,” katanya.

Selain itu, Hatchett menuturkan, progres pembuatan vaksin dari Moderna saat ini merupakan yang paling cepat memasuki tahap pengujian kepada manusia (humas testing). Namun, sejumlah pihak lain juga mendekati Moderna dalam pembuatan vaksin.

Hatchett menambahkan, pihaknya telah mensponsori empat proyek pembuatan vaksin virus corona lainnya.

Pihaknya menerima 48 proposal pendanaan proyek vaksin dari berbagai instansi setelah Cepi membuka pendaftaran proposal ini pada awal Februari lalu.

“Ancaman virus corona ini belum pernah terjadi lagi sejak tahun 1918 dari sisi kecepatan penyebaran dan dampaknya,” tuturnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro