Sistem untuk mengatasi kredit macet financial technology peer to peer lending alias pinjaman online (pinjol) ini akan terkoneksi dengan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK.\nKepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman mengatakan bahwa integrasi diharapkan dapat membuat pelaku industri dengan cepat memantau kelayakaan kredit. Penyelenggara pun bisa memastikan siapa yang mereka beri pinjaman. \n“Kalau sudah connect kan bagus. [Penyelenggara] sudah tahu yang dikasih pinjam bagus. Idenya seperti itu. Jadinya terkoneksi,” katanya dalam Konferensi Pers di Menara Radius Prawiro Kompleks Perkantoran Bank Indonesia, Jakarta Pusat Jumat (18/8). \nAgusman menjelaskan untuk saat ini SLIK sudah tersambung ke dalam perbankan dan multifinance. \nDia berharap dengan pusdafil, fintech lending bisa saling terhubung. \nKonsep pusdafil, tambah Agusman, sebelumnya telah dimiliki perbankan melalui BI checking yang kemudian ditransformasi menjadi SLIK OJK.\n“Kami mengharapkan pada waktunya, kami memiliki pusdafil. Ini sangat penting karena nanti dengan pusdafil ini, pendanaan dan lending bisa kami monitor secara harian,” terangnya.\nSaat ini, pertumbuhan pinjol telah mencapai 18,86% per Juni 2023. Sementara itu, tingkat wanprestasi (TWP) 90 hari industri fintech lending mencapai 3,36%. Menurut Agusman, angka tersebut di bawah 5%, sehingga masih terkendali. \n“Meskipun terkendali kami ingin disaat yang sama baik di sisi lender dan borrower juga harus menjaga kinerja agar sistem tetap terjaga,” katanya.\nDi saat yang sama, OJK mengimbau masyarakat agar waspada ketika bertransaksi menggunakan pinjol. Ketika terjadi tunggakan, dapat memengaruhi skor kredit yang tercatat dalam SLIK.
(Pernita H. Untari/Arlina Laras) 
