Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilkada 2024: Hawa Panas Pertarungan di Basis Suara

Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur akan menggelar pemilihan gubernur pada Pilkada November mendatang.
Dany Saputra, Surya Dua Artha Simanjuntak
Jumat, 26 April 2024 | 11:00
Pilkada langsung/Ilustrasi
Pilkada langsung/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Sengketa hasil pemilihan presiden alias Pilpres telah usai. Partai politik kini tengah menyiapkan kandidat yang akan bertarung dalam Pemilihan Kepala Daerah alias Pilkada serentak 2024. 

Adapun, Pilkada 2024 akan berlangsung di 545 daerah dengan perincian 37 gubernur, 415 bupati, dan 93 wali kota. Sebagian adalah daerah yang memiliki peran strategis secara politik. Di Pulau Jawa, misalnya, Pilkada akan berlangsung di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Tanpa mengesampingkan daerah lainnya, Pilkada  DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur adalah pertarungan gengsi antara partai politik. DKI Jakarta, misalnya, dalam sejarah elektoral, Pilkada DKI selalu panas dan banyak diperebutkan para elite politik.

Pada Pilkada 2017 lalu, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang diusung Gerindra dan PKS berhasil memenangkan kontestasi politik di ibu kota. Setelah lepas jadi Gubernur, Anies diketahui maju sebagai calon presiden berpasangan dengan Muhaimin Iskandar. Belakangan ia kalah dari rivalnya Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Selain sebagai basis pendukung Anies, DKI Jakarta merupakan ceruk suara tiga partai besar yakni PKS, PDIP dan Gerindra. Pada Pileg provinsi 2019 lalu, PDIP menjadi penguasa dengan perolehan suara 22,29%, Gerindra 15,81%, dan PKS 15,5%.

Pada pemilu 2024 terdapat pergeseran yang signifikan, PKS berada di posisi puncak. Data KPU, khusus Pileg DPRD DKI Jakarta, PKS memperoleh lebih dari 1 juta suara, disusul PDIP 850.174, dan Gerindra 728.297.

Sejauh ini nama Anies Baswedan dan Ahmad Sahroni masuk dalam bursa calon kepala daerah. Sahroni kemungkinan besar akan diusung oleh Nasdem. Sedangkan Anies perlu membangun komunikasi politik dengan partai politik. Apalagi, PKS salah satu pengusung utamanya dalan Pilkada 2017 dan Pilpres 2024, telah meminta Anies untuk ikut mendukung kadernya dalan Pilkada DKI 2024.

"Saya kira di Pilkada ini saatnya pak Anies untuk mendukung kader PKS untuk maju," ujar Presiden PKS Ahmad Syaikhu belum lama ini.

Sementara itu, Jawa Barat adalah basis suara Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera. Data KPU untuk Pileg DPRD Provinsi, menunjukkan Gerindra masih mendominasi di provinsi Jawa Barat.

Gerindra memperoleh suara sebanyak 4,3 juta, diikuti PKS 3,8 juta, Golkar 3,5 juta, dan PDIP 2,9 juta. Namun demikian, proses politik di Pilkada Jabar cenderung anomali bahkan mengikuti tren kekuasaan di tingkat nasional. Pada Pilkada 2018 lalu, Calon Gubernur Gerindra kalah dalam perebutan kekuasaan di lumbung suaranya dari Ridwan Kamil.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengungkapkan Ridwan Kamil (RK) sudah mendapatkan tiket dari Golkar dan Gerindra, untuk maju di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Provinsi Jawa Barat.

"Jawa Barat itu, untuk Ridwan Kamil sudah diberikan baik Golkar maupun Gerindra," katanya dilansir dari Antara, Kamis (12/4/2024).

Tensi Menghangat di Jateng

Pilkada Jawa Tengah, juga menjadi pertaruhan bagi PDIP, untuk membuktikan bahwa PDIP adalah kandang Banteng. Pasalnya, sejak reformasi lebih dari dua dasawarsa lalu, Jawa Tengah selalu dipimpin oleh Gubernur dari partai berlambang banteng tersebut. Sebut saja Mardiyanto, Bibit Waluyo, hingga Ganjar Pranowo.

Saat ini, PDIP masih cukup perkasa di Jawa Tengah. Perolehan suaranya pada Pemilu 2024 mencapai 5,27 juta. Namun demikian,  PDIP mengalami posisi yang kurang menguntungkan saat Pilpres 2024, karena jagoannya, Ganjar Pranowo, kalah dalam proses penghitungan suara Pilpres 2024.

Kendati demikian, sampai dengan saat ini PDIP belum menunjuk tokoh yang akan maju dalam kontestasi Pilkada Jateng 2024. Ada tiga tokoh yang kemungkinan maju dalam kontestasi di Jawa Tengah antara lain Hendrar Prihadi bekas Wali Kota Semarang, Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah Sudaryono, dan Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol  Ahmad Lutfi.

Sudaryono
Sudaryono
Gambar Ketua DPD Gerindra Jateng Sudaryono di angkot Temanggung./Edi Suwiknyo

Dalam pengamatan Bisnis, Sudaryono bahkan telah memasang baliho di pelosok Jawa Tengah. Baliho 'Mas Dar' terpampang di pinggir jalan raya, di angkutan umum, hingga di persimpangan-persimpangan jalan di Jakarta. Salah satu baliho Sudaryono menampilkan sosok Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo.

Selain Sudaryono, baliho atau poster Kapolda Jateng juga mencolok selama libur lebaran kemarin. Foto-foto Kapolda Jateng tersebar di jalan-jalan utama Jawa Tengah. Ahmad Luthfi telah mengklarifikasi dan menegaskan tidak ada sosialisasi berkaitan dengan dugaan akan mencalonkan diri pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah 2024.

"Tidak ada sosialisasi," kata Kapolda di Semarang, Rabu.

Menurut dia, pemasangan baliho tersebut merupakan bagian dari upaya menjaga kamtibmas agar tetap kondusif. "Sifatnya kamtibmas bahwa polisi harus ada di mana-mana, harus hadir melayani masyarakat," katanya.

Khofifah Calon Tunggal?

Adapun Jawa Timur juga akan menjadi pertarungan yang cukup menarik pada Pilkada 2024. Petahana Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak telah secara terbuka menyatakan akan bertarung lagi dalam kontestasi Pilkada 2024. Khofifah sejauh ini akan diusung oleh Gerindra, PAN, Demokrat, dan Golkar. Kempat partai ini kebetulan merupakan partai pendukung Prabowo-Gibran.

Prabowo Gibran sendiri menang telak di Jatim. Perolehan suara mereka bahkan lebih dari 60% atau unggul jauh dua kompetitor lainnya. 

Padahal secara tradisional, PKB dan PDIP adalah dua partai yang memiliki basis cukup kuat di Jawa Timur. PKB biasanya menguasai daerah-daerah seperti Tapal Kuda dan Madura, sedangkan PDIP memperoleh suara terbesar di kultur Arek dan Mataraman.

Namun demikian pada Pemilu 2024, suara PDIP dan PKB mengalami penurunan. PKB masih menjadi yang dominan di Jawa Timur, karena mereka berhasil mengamankan suara di Tapal Kuda, Madura, bahkan dominan di kultur Arek yang dulu dikuasai oleh PDIP.

Sementara itu suara PDIP, tergerus oleh PKB, Gerindra dan NasDem di basis suaranya. Belakangan PDIP berupaya mendekati kubu Khofifah. Hal itu diungkapkan oleh Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah.

"PDIP lagi merayu Mbak Khofifah," ujar Said Abdullah.

Namun, anggota DPR RI itu mengaku prosesnya tidak dalam koridor dukung-mendukung, melainkan baru penjajakan sejauh mana pandangan mantan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa ke PDIP. "Begitu juga sebaliknya, PDIP mengajak Mbakyu Khofifah seperti apa yang beliau mau dalam lima tahun ke depan."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper